Semarang, Idola 92,6 FM-Aksi kerusuhan yang terjadi di Kota Semarang pada Jumat (29/8) dan Sabtu (30/8) kemarin, merusak sejumlah fasilitas umum hingga pengrusakan dan pembakaran kendaraan di halaman kantor gubernur.
Dampak dari kejadian tersebut, menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran dari masyarakat dan juga dunia usaha di Kota Semarang.
Salah satunya adalah industri perhotelan di Kota Semarang, yang terdampak imbasnya hingga membuat okupansi (keterisian kamar) menurun drastis.
General Manager Hotel Dafam Semarang Roy Amazon mengatakan kejadian kerusuhan yang terjadi beberapa hari kemarin, memerburuk keadaan bagi pelaku perhotelan. Hal itu dikatakan saat ditemui di Hotel Dafam Semarang, kemarin.
Menurutnya, kondisi turunnya okupansi hotel terjadi di awal tahun ketika Presiden Prabowo Subianto menerapkan kebijakan efisiensi.
Namun, saat kran efisiensi dibuka pada Juni 2025 kemarin mulai terjadi kenaikan okupansi maupun kegiatan rapat atau pertemuan di hotel.
Roy menjelaskan, baru bernafas sebentar, pelaku kembali terpukul dengan adanya aksi kerusuhan di akhir Agustus 2025 kemarin.
“Banyak tamu yang kemudian membatalkan pemesanan kamar. Ada juga kegiatan MICE yang harusnya di awal September ini, akhirnya batal. Cukup terpukul dan jelas okupansi turun,” kata Roy.
Hal yang sama juga disampaikan Director of Sales Rooms Inc Theresia Pramengnugraheni, terkait dengan kondisi saat ini karena adanya aksi kerusuhan yang dilakukan kelompok anarkis.
Menurutnya, kondisi tersebut berimbas pada anjloknya okupansi hotel.
Theresia menyebut, beberapa tamu hotel membatalkan pemesanan kamar.
“Ini tentu menjadi pukulan bagi kita pelaku perhotelan ya. Dampaknya sangat terasa sekali. Kita berharap bisa segera pulih, dan normal kembali,” ucap Theresia.
Theresia berharap, aparat kepolisian bisa meredam aksi anarkis dan menangkap para pelakunya. (Bud)