Sejumlah petugas kesehatan melalui skrining kesehatan.

Semarang, Idola 92,6 FM-Dinas Kesehatan Jawa Tengah melakukan berbagai upaya, untuk mencegah terjadinya kematian ibu dan bayi.

Data mencatat, angka kematian ibu dan bayi di Jateng pada 2024 sebanyak 427 jiwa, dan hingga Agustus 2025 mencapai 270 jiwa.

Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yunita Dyah Suminar mengatakan pemerintah sudah memberikan fasilitas, untuk mencegah kematian ibu dan anak. Hal itu dikatakan usai mendampingi Gubernur Ahmad Luthfi beraudiensi dengan Fakultas Kesehatan Universitas Diponegoro (Undip), belum lama ini.

Menurutnya, fasilitas yang sudah diberikan pemerintah di antaranya enam kali periksa dan dua kali USG gratis bagi ibu hamil hingga pendampingan pada kehamilan risiko tinggi.

“Angka kematian ibu dan anak itu bisa dicegah. Banyak unsurnya seperti dari sisi fasilitasnya, SDM-nya, dan masyarakatnya. Sebetulnya dibandingkan tahun lalu sudah turun, tetapi belum signifikan menurut kami,” kata Yunita.

Yunita menjelaskan, rerata penyebab kematian ibu dan anak antara lain pendarahan dan infeksi serta eklampsia.

Peran dari Fakultas Kedokteran Undip yang turun ke lapangan dengan melibatkan ahli dari Inggris, akan membantu Dinas Kesehatan.

Sebab, bukti-bukti yang diperoleh di lapangan bisa menjadi dasar dalam mengatasi persoalan tersebut.

Dekan Fakultas Kedokteran Undip Yan Wisnu Prajoko menambahkan, tim dari Fakultas Kedokteran Undip telah melakukan penelitian dan pengamatan di Kabupaten Brebes berkaitan dengan sumber daya manusia, tenaga kesehatan, fasilitas, kecepatan respons darurat dan lainnya.

“Kita akan berputar, tidak hanya di Brebes tetapi juga di kabupaten lain berdasarkan masukan dari Dinas Kesehatan. Setiap daerah itu punya problematika sendiri-sendiri. Maka dari itu, kami dari akademisi akan turun mencari problematika spesifik tersebut dan mencoba mencari jalan keluarnya,” ucap Wisnu.

Wisnu menjelaskan, dukungan Fakultas Kedokteran Undip untuk program Speling yang digagas pemprov ditindaklanjuti dengan mengidentifikasi ulang seluruh dokter spesialis atau calon dokter spesialis yang dimiliki Undip untuk diterjunkan ke lapangan.

“Dokter Spesialis maupun calon spesialis yang sudah siap turun ke lapangan akan kami identifikasi dan kita lakukan semacam KKN tematik. Itu kita sebar ke daerah-daerah,” ujar Wisnu. (Bud)

Artikel sebelumnyaPemprov Dorong Dokter Spesialis RSUP Dr Kariadi Ikut Turun ke Desa