
Semarang, Idola 92,6 FM-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah membantu digitalisasi sistem pertanian di Kabupaten Demak.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan inflasi yang terjadi beberapa bulan terakhir, paling banyak disebabkan karena komoditas beras karena kenaikan atau penurunan harga. Hal itu dikatakan saat memberikan bantuan pertanian kepada kelompok tani di Kabupaten Demak, Rabu (27/8)
Padahal, Jateng menjadi lumbung pangan nomor dua di Indonesia.
Menurut Rahmat, sebagian besar beras hasil panen dari Jateng terserah ke kota besar semisal DKI Jakarta.
Hingga akhirnya, Bank Indonesia Jateng mengeluarkan kebijakan membentuk toko pengendali inflasi di sejumlah daerah di provinsi ini dan hasilnya inflasi karena beras bisa dikendalikan.
Rahmat menjelaskan, beberapa daerah yang telah terbentuk toko pengendali inflasi di antaranya adalah Kota Semarang dan Kabupaten Magelang serta Temanggung.
Saat ini, toko pengendali inflasi direplikasi di Kabupaten Demak dalam upaya meningkatkan produktivitas padi dan mengendalikan harga beras di kota wali.
“Insya Allah usaha ini akan kami lakukan dengan OPD di level provinsi maupun kabupaten, dan bisa direplikasi semakin banyak di kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah,” kata Rahmat.
Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, dalam upaya meningkatkan produktivitas padi di wilayah Demak, BI Jateng memberikan pendampingan dan pemberdayaan terkait digital farming kepada kelompok tani.
Termasuk, upaya pemasaran maupun penjualan secara digital melalui Koperasi Citra Kinaraya Melatiharjo, Demak.
“Sudah bisa melakukan penjualan melalui online, lewat Shopee dan Tokopedia. Bahkan, di tahun 2024 telah berhasil melakukan penjualan sebesar Rp192 juta melalui e-commerce. Jadi cukup bagus, dan Insya Allah ini akan kami replikasi di beberapa kabupaten yang lain,” pungkasnya. (Bud).