Semarang, Idola 92,6 FM-Setelah mengalami deflasi cukup dalam, pada Maret 2025 kemarin Jawa Tengah terjadi Inflasi sebesar 1,43 persen (mtm).
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng menyebut, tingkat inflasi tersebut lebih rendah bila dibandingkan angka inflasi nasional yang mencapai 1,65 persen (mtm).
Pelaksana harian Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Andi Reina Sari mengatakan secara tahunan, inflasi provinsi ini sebesar 0,75 persen (yoy) dan lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 1,03 persen (yoy).
Menurut Andi Reina Sari, inflasi tertinggi pada Maret 2025 di Jateng terjadi di Kabupaten Wonosobo sebesar 1,69 persen (mtm).
“Peningkatan inflasi pada periode laporan terutama dipengaruhi oleh tekanan inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga yang andilnya mencapai 0,84 persen (mtm). Ini disebabkan adanya diskon 50 persen kepada pelanggan prabayar kategori rumah tangga PLN dengan daya dibawah 2.200 VA yang telah berakhir pada bulan Februari 2025. Meskipun demikian, diskon tarif listrik sebesar 50 persen masih dirasakan oleh pelanggan pascabayar di bulan Maret 2025, untuk pembayaran periode pemakaian bulan Februari 2025,” kata Andi Reina Sari.
Lebih lanjut Andi Reina Sari menjelaskan, pemicu inflasi di Jateng disebabkan tekanan inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 0,46 persen (mtm).
Hal itu seiring dengan peningkatan permintaan menjelang Idul Fitri 2025, dengan sumbangan terbesar berasal dari komoditas bawang merah yang memiliki andil: 0,17 persen (mtm).
“Akibat peningkatan permintaan, kenaikan harga bawang merah juga disebabkan oleh penurunan pasokan pasca banjir yang terjadi di sebagian wilayah Pantura, Brebes, Kendal serta Grobogan pada Februari dan Maret 2025. Banjir menyebabkan tanaman bawang merah terserang jamur yang berpotensi menurunkan produktivitas,” jelasnya.
Sementara itu, komoditas lain yang turut menyumbang inflasi adalah peningkatan harga cabai rawit dengan andil 0,04 persen (mtm).
“Ke depan, untuk menjaga inflasi berada pada rentang sasaran, Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah yang tergabung dalam Forum TPID Provinsi Jawa Tengah akan terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi. Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jawa Tengah sehingga inflasi dapat terjaga di rentang sasaran 2,5±1 persen,” pungkasnya. (Bud)