ilustrasi/istimewa

Jakarta, Idola 92.6 FM-Konsistensi kebijakan ekonomi Indonesia mendapat apresiasi dari kalangan ekonom global. Di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, Indonesia mampu menjaga inflasi tetap rendah sekaligus mempertahankan momentum pertumbuhan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi harga konsumen utama sebesar 2,86% secara tahunan (YoY) dan 2,10% secara tahun kalender (YtD), menandakan stabilitas harga yang terjaga.

Chief Economist Juwai IQI Global, Shan Saeed, menilai capaian tersebut sebagai bukti kedisiplinan kebijakan fiskal dan moneter yang berjalan selaras. “Moderasi ini yang berada dalam kisaran 2%–3% mencerminkan ketepatan kebijakan moneter Bank Indonesia dan efektivitas pengelolaan fiskal yang terukur,” ujarnya kepada media Senin (3/11). Menurut Saeed, sinergi antara pemerintah dan otoritas moneter menjadi faktor utama yang menjaga keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan.

Saeed memproyeksikan ekonomi Indonesia akan terus berada dalam lintasan positif pada 2025 dengan pertumbuhan di kisaran 5,0% hingga 5,8%. “Koeksistensi antara inflasi rendah dan pertumbuhan yang kuat menjadi cawan suci dalam manajemen makroekonomi, melindungi daya beli masyarakat sekaligus mendorong pembentukan modal produktif,” ungkapnya. Ia menilai kemampuan Indonesia menjaga stabilitas tanpa menekan ekspansi ekonomi adalah keunggulan strategis yang langka di antara negara berkembang.

Konsistensi tersebut juga terlihat dari stabilitas nilai tukar rupiah dan meningkatnya kepercayaan investor global. Saeed menyebut narasi pasar saham Indonesia tetap konstruktif, sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi nasional. “Narasi pasar saham tetap konstruktif, sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.

Ke depan, dengan inflasi yang diperkirakan menurun menuju ambang 2% dan PDB yang berpotensi tumbuh hingga 5,8%, Saeed menilai Indonesia berada dalam posisi kuat untuk memperluas ruang kebijakan dan menjaga daya saing investasi. “Momentum ini memperkuat reputasi Indonesia sebagai magnet bagi modal berkualitas, didukung oleh arsitektur kebijakan reformis dan kedalaman institusional,” tuturnya.

Dalam pandangannya, arah kebijakan Indonesia yang konsisten dan reformis akan terus memperkuat ketahanan ekonomi nasional. “Indonesia adalah tangan yang stabil di tengah turbulensi global, sekaligus simbol kemakmuran yang disiplin,” tandas Saeed. (her/dav)

Artikel sebelumnyaEkonom Global Apresiasi Kinerja Ekonomi RI: Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Terjaga
Artikel selanjutnyaPrabowo Perintahkan PT KAI Perbaiki Layanan dan Nyamankan Penumpang Kereta Api
Radio Idola Semarang
Radio Idola Semarang menghayati semangat Positive Journalism. Radio Idola Semarang, Memandu Dan Membantu.