Semarang, Idola 92,6 FM-BPS Jawa Tengah mencatat, inflasi Oktober 2025 sebesar 0,40 persen.
Kenaikan harga emas perhiasan dan meningkatnya permintaan telur serta daging ayam ras, menjadi pendorong utama inflasi pada Oktober 2025.
Plt Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih mengatakan permintaan telur ayam ras dan daging ayam ras meningkat cukup tinggi, sejalan dengan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), karena kedua komoditas tersebut menjadi bagian dari menu program pemerintah. Hal itu dikatakan secara daring, kemarin.
Endang menjelaskan, harga emas di pasar internasional juga terus naik dan memberikan andil besar terhadap inflasi di Jateng.
Secara tahun ke tahun (Oktober 2025 terhadap Oktober 2024), inflasi Jateng tercatat 2,86 persen, dan secara tahun kalender (Desember 2024-Oktober 2025) mencapai 2,01 persen.
Menurutnya, penyumbang inflasi terbesar secara bulanan berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,21 persen, terutama karena kenaikan harga emas perhiasan.
Sementara kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang terbesar kedua yang dipicu kenaikan harga telur ayam ras, cabai merah dan daging ayam ras.
“Beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar antara lain emas perhiasan (0,19 persen), telur ayam ras (0,07 persen), cabai merah (0,05 persen) dan tarif kereta api (0,02 persen) setelah berakhirnya masa diskon tarif,” kata Endang.
Lebih lanjut Endang menjelaskan, komoditas yang menekan inflasi atau memberi andil deflasi terbesar adalah cabai rawit yang mengalami penurunan harga di hampir seluruh kabupaten/kota.
Secara spasial, inflasi tertinggi secara bulanan tercatat di Kota Surakarta sebesar 0,49 persen, sedangkan yang terendah terjadi di Cilacap dan Purwokerto masing-masing sebesar 0,33 persen.
“Kenaikan harga komoditas pangan seperti cabai merah, telur ayam ras dan beras masih menjadi faktor yang perlu diwaspadai menjelang akhir tahun. Kami terus memantau pergerakan harga dan produksi bahan pangan utama bersama instansi terkait agar inflasi tetap terkendali,” pungkasnya. (Bud)













