Semarang, Idola 92,6 FM-Pembangunan dan revitalisasi embung di sejumlah wilayah di Jawa Tengah, memberikan dampak nyata bagi masyarakat, khususnya petani sawah.
Infrastruktur tersebut membantu mengurangi risiko banjir, sekaligus menjamin ketersediaan air pertanian saat musim kemarau.
Kepala Desa Mulyorejo, Samroni mengatakan keberadaan tanggul dan parapet sungai, membuat warga tidak lagi khawatir menghadapi rob maupun luapan air sungai yang sebelumnya kerap terjadi hampir setiap hari. Hal itu dikatakan saat ditemui di tempat kerjanya, kemarin.
“Sejak adanya parapet ini, yang dulu hampir setiap hari ada luapan sungai, sekarang sudah tidak ada lagi. Jalan pun tidak tergenang,” kata Samroni.
Menurut Samroni, kondisi tersebut membawa ketenangan bagi warga karena aktivitas sehari-hari tidak lagi terganggu banjir.
Samroni berharap, kualitas hidup masyarakat terus meningkat seiring terbangunnya infrastruktur pengendali air tersebut.
Manfaat serupa juga dirasakan petani di Desa Triharjo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal.
Revitalisasi embung irigasi di desa tersebut, membantu pemenuhan kebutuhan air untuk lahan pertanian, terutama saat musim kemarau.
Salah satu petani, Matori menyebut embung berkapasitas 11.400 meter kubik itu mampu mengairi sekitar 25 hektare sawah.
Keberadaan embung membuat petani tetap bisa menanam dan memanen meski di tengah musim kering.
“Manfaatnya besar. Kalau musim kemarau biasanya tidak panen, sekarang bisa terairi dan hasil panen juga meningkat,” ujarnya.
Matori menjelaskan, sebelumnya setelah panen tembakau sekira September-Oktober, lahan pertanian kerap dibiarkan menganggur karena kekurangan air.
Dengan adanya embung, lahan tetap produktif dan risiko gagal panen dapat ditekan.
Pembangunan embung irigasi ini diharapkan terus diperluas untuk mendukung ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah Jateng. (Bud)








