Ilustrasi

Semarang, Idola 92.6 FM-Pertumbuhan kota menghadirkan paradoks: kepadatan penduduk, namun jarak sosial semakin lebar. Digitalisasi dan media sosial menciptakan keterhubungan semu tetapi menghadirkan kekosongan batin.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyebut loneliness sebagai isu kesehatan mental global. Satu dari enam orang di seluruh dunia mengalami kesepian.

Di Indonesia, satu dari lima orang di Indonesia merasa kesepian setidaknya sekali seminggu. Hal itu merujuk pada penelitian Litbang Kompas beberapa waktu lalu.

Kondisi ini dinilai dapat berdampak serius pada kesehatan fisik, psikologis, dan ekonomi bahkan lebih sering dialami oleh generasi muda seperti Gen Z dibandingkan generasi sebelumnya.

Selamat atas dilantiknya Hadi Santoso, Ketua DPW PKS Jawa Tengah.

Kesepian dalam konteks ini bukan sekadar sendiri melainkan lebih merujuk pada perasaan terputus dari hubungan yang bermakna meskipun seseorang mungkin berada di tengah keramaian dalam keluarga atau bahkan aktif di media sosial.

Jika “wabah” kesepian tidak ditangani dengan benar dari aspek kesehatan, dikhawatirkan dapat berdampak pada individu, berupa gangguan tidur atau sulit tidur, konsentrasi menurun bahkan berefek terkena penyakit kronis seperti diabetes dan stroke.

Lalu, membaca fenomena warga di kota-kota besar di Indonesian yang rentan dilanda kesepian? Apa pemicunya? Dan, bagaimana menyikapi fenomena ini?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, nanti kami akan berdiskusi dengan narasumber: Prof. H.M. Mukhsin Jamil (Guru Besar UIN Walisongo Semarang) dan Ika Herani, S.Psi.,MSi. (Psikolog Universitas Brawijaya Malang). (her/yes/dav)

Simak podcast diskusinya: