Warga antre membeli beras dan minyak goreng di pasar murah.

Semarang, Idola 92,6 FM-Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah bersama pemerintah daerah terus memerkuat langkah antisipasi terhadap potensi tekanan inflasi, terutama dari sektor pangan.

Salah satu upaya yang kini digencarkan, yakni pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai daerah.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Andi Reina Sari mengatakan GPM kembali ditingkatkan intensitasnya, sebagai langkah konkret menjaga stabilitas harga menjelang momentum akhir tahun, karena permintaan masyarakat biasanya meningkat. Hal itu dikatakan saat ditemui di acara Rekomendasi 2025 di Hotel Padma, Jumat (24/10).

“Kita juga gencarkan lagi GPM karena sebentar lagi menjelang Nataru. Ini masa yang biasanya terjadi peningkatan permintaan untuk bahan pangan utama seperti beras, telur, dan ayam. Dengan GPM, kita ingin memastikan harga tetap terkendali dan stok mencukupi,” kata Andi Reina.

Andi Reina menjelaskan, saat ini beberapa komoditas seperti beras dan cabai masih dalam masa tanam, sehingga perlu kewaspadaan terhadap potensi pasokan yang terbatas.

Meski demikian, stok beras dipastikan masih aman berkat langkah antisipatif dari pemerintah dan Bulog.

Menurutnya, inisiatif pemerintah daerah di Jateng semakin baik dalam menyelenggarakan GPM secara mandiri tanpa harus menunggu instruksi dari pusat.

Daerah-daerah kini proaktif menyesuaikan lokasi dan waktu pelaksanaan, sesuai dengan kondisi harga di wilayahnya.

“Sekarang ini kabupaten dan kota sudah bagus, banyak yang mengadakan GPM sendiri. Mereka langsung turun ke titik-titik di mana harga mulai naik, seperti yang dilakukan di Semarang lewat program Semar Kempling. Begitu ada gejolak harga, mobil pasar murah langsung bergerak ke sana,” jelasnya.

Lebih lanjut Andi Reina menjelaskan, koordinasi antara Bank Indonesia dengan pemerintah daerah dan instansi terkait akan terus diperkuat hingga akhir tahun.

Selain menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi pangan, langkah ini juga bertujuan memastikan inflasi Jateng tetap berada dalam sasaran nasional.

“Intinya kita menjaga kestabilan harga lewat sinergi dan gerak cepat di lapangan. Dengan GPM yang makin masif dan kesiapan stok yang terjaga, kita optimistis inflasi jelang Nataru bisa terkendali,” pungkasnya. (Bud)