Nur Asiyah, saat mendapat kunjungan dari petugas BPJS Kesehatan Semarang.

Semarang, Idola 92,6 FM-Bagi Nur Asiyah, seorang guru di salah satu SMP swasta di Kota Semarang, kesehatan adalah modal utama dalam mengabdi sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa”.

Namun siapa sangka, di tengah rutinitasnya mengajar dan mendidik generasi muda, ia sempat harus berjuang melawan sakit kepala hebat yang membuatnya tak berdaya.

Senin sore itu, masih berjalan seperti biasa.

Nur mengajar dari pagi hingga sore, lalu pulang untuk beraktivitas di rumah.

Namun saat hendak menunaikan ibadah salat magrib, tubuhnya tiba-tiba melemah.

“Ketika sujud, kepala saya terasa sangat pusing sampai terjatuh. Untung suami dan anak segera membantu saya,” kenang Nur saat dijumpai di rumah sakit, tempo hari.

Rasa nyeri di kepala tak juga reda, meski sudah beristirahat.

Justru semakin berat disertai mual dan muntah sepanjang malam.

Hingga akhirnya, sang suami memutuskan membawanya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSWN Semarang.

Setelah dilakukan pemeriksaan, tekanan darah Nur terpantau tinggi.

Dokter pun menyarankan, agar ia dirawat inap untuk menghindari risiko berulang.

Untungnya, Nur sudah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS Kesehatan, sehingga proses administrasi berjalan cepat tanpa kendala biaya.

“Saya peserta mandiri kelas tiga. Alhamdulillah semuanya ditangani dengan baik, cepat, dan tidak ada biaya tambahan sama sekali,” jelasnya.

Bagi Nur, ini bukan kali pertama program JKN menjadi penolong.

Sebelumnya, pada Mei 2025 lalu, ia menjalani operasi pengangkatan benjolan di payudara menggunakan layanan JKN di rumah sakit yang sama.

“Hasilnya bagus, tidak ada keganasan. Semua prosesnya juga dibantu dan gratis. Makanya saya terus lanjutkan kepesertaan JKN ini,” imbuh Nur.

Nur mengaku, berbagai anggapan bahwa pelayanan JKN berbelit tak sesuai dengan pengalamannya.

Justru ia merasakan pelayanan yang ramah, cepat, dan fasilitas yang memadai selama dirawat.

“Perawatnya baik, dokter informatif, ruangannya bersih dan luas. Karena dekat dari rumah, saya pun mudah bolak-balik. Alhamdulillah semua lancar,” ucapnya tersenyum.

Selain pelayanan langsung di rumah sakit, Nur juga merasakan manfaat transformasi digital BPJS Kesehatan.

Aplikasi Mobile JKN menjadi andalan baginya, terutama fitur i-Care JKN yang memudahkan memantau hasil pemeriksaan medis tanpa harus datang ke rumah sakit.

Bagi Nur Asiyah, JKN bukan sekadar program asuransi kesehatan, melainkan bentuk nyata kehadiran negara di saat masyarakat membutuhkan.

Nur berharap, program ini terus berlanjut dan semakin mudah diakses semua kalangan.

“Semoga JKN selalu ada untuk masyarakat kecil seperti saya. Karena sakit bisa datang kapan saja, dan JKN selalu jadi penolong,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaE-Retail dan Marketplace Tumbuh 6,19%, Cerminkan Perluasan Ekonomi Digital
Artikel selanjutnyaPenerimaan Anggota Polri Gratis, Masyarakat Diminta Waspadai Calo