Semarang, Idola 92,6 FM-Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah mencatat, realisasi investasi pada triwulan pertama 2025 mencapai Rp21,85 triliun.
Angka tersebut naik Rp4,29 triliun dibandingkan periode yang sama pada 2024, yakni Rp17,56 triliun.
Wagub Taj Yasin mengatakan capaian realisasi investasi sudah baik, dan harus terus ditingkatkan. Pernyataan tersebut disampaikan saat ditemui di kantornya, kemarin.
Menurut Gus Yasin, yang perlu ditingkatkan adalah verifikasi dan validasi perijinan usaha.
Yakni, harus dilakukan dengan disiplin sesuai regulasi.
Gus Yasin menjelaskan, jangan sampai izin usaha yang diterbitkan menimbulkan keresahan di masyarakat.
Baik di bidang pariwisata, hiburan, industri, pertambangan dan lainnya.
“Pada bidang pariwisata, supaya verifikasi izin restoran/perhotelan mencakup aturan mengenai informasi makanan halal (halal food) dan non halal. Metode seperti ini telah diterapkan di sejumlah negara yang memberikan layanan pariwisata ramah muslim. Kalau di Indonesia bisa dijelaskan (informasi) non halal corner, maka akan lebih jelas terkait pariwisata ramah muslim,” kata Gus Yasin.
Lebih lanjut Gus Yasin menjelaskan, pada sektor industri padat karya ada masukan terkait fasilitas umum (fasum) berupa tempat ibadah yang belum memadai daya tampungnya.
Pekerja harus antre dalam beribadah, dan memicu keterlambatan kembali masuk bekerja.
Sementara itu, diketahui capaian realisasi investasi triwulan I 2025 terdiri dari penanaman modal asing (PMA) yang berkontribusi sebesar 64 persen pada angka Rp14,08 triliun.
Kemudian penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebanyak 36 persen, senilai Rp7,7 triliun.
Ada lima besar realisasi sektor investasi di Jateng pada Triwulan I 2025 adalah industri tekstil (Rp2,66 triliun), industri barang dari kulit dan alas kaki (Rp2,51 triliun), industri karet dan plastik (Rp2,45 triliun), industri makanan (Rp1,97 triliun), serta perumahan dan Kawasan industri perkantoran (Rp1,83 triliun). (Bud)