Sumatera Utara, Idola 92.6 FM-Di tengah bencana dan kepungan lumpur, muncul sosok perempuan yang keberaniannya membuat banyak orang menahan napas. Namanya Marlina Wiguna Lumban Tobing, seorang Ibu Bhayangkari yang oleh warga disebut sebagai “malaikat penyintas” karena tindakannya yang benar-benar menembus batas kemanusiaan.
Kabar itu dikisahkan dalam unggahan akun Instagram @unlockindonesia yang dikutip Sabtu, 6 Desember 2025.
Pada unggahan akun instagram @unlockIndonesia dikisahkan bahwa saat banjir bandang besar meluluhlantakkan wilayah Tapanuli Tengah, Desa Bonandolok menjadi salah satu daerah yang benar-benar terisolasi. Longsoran tanah dan material pepohonan menutup seluruh akses darat.
Warga menanti bantuan tanpa kepastian, sementara persediaan makanan dan kebutuhan dasar kian menipis. Di saat situasi seperti itu, Marlina mengambil langkah yang tak banyak orang berani lakukan.
Menurut kesaksian yang ditulis unlockindonesia, Marlina berjalan kaki menyusuri hutan dari desanya menuju Kota Pandan–Sibolga. Tubuhnya lelah, wajahnya menyimpan cerita kehilangan, namun tekadnya justru semakin kuat.
“Sosok malaikat sekaligus Ibu Bhayangkari yang sesungguhnya, Ibu Marlina Wiguna Lumban Tobing, seorang ibu Bhayangkari yang rela berjalan kaki menembus hutan dari desanya menuju Kota Pandan Sibolga untuk mencari pertolongan, membuat kami meneteskan air mata dimana raut wajahnya seakan bercerita tentang kehilangan dan keprihatinan atas musibah banjir bandang besar di wilayah Tapanuli Tengah,”tulisnya.
Raut wajah Marlina yang penuh duka dan kepedihan membuat tim yang bersamanya dalam penerbangan bantuan tak kuasa menahan air mata. Mereka menyadari perempuan ini tidak hanya membawa kabar, tetapi membawa harapan seluruh warganya. Di atas helikopter, tak banyak kata yang keluar. Hanya tangis lirih yang mencerminkan betapa berat beban yang dipikulnya.

“Tidak banyak kami bercerita di dalam penerbangan bantuan ini bersamanya hanya tangis tersebut kami rasakan begitu membekas dan mendalam,” sambungnya.
Setibanya di helipad darurat, Marlina langsung memandu tim menuju area yang diperkirakan bisa digunakan sebagai titik pendaratan. Dari ketinggian, ribuan warga tampak memenuhi area terbuka, menanti kedatangan helikopter bantuan. Dan benar saja jalur yang ditunjukkan Marlina adalah satu-satunya titik aman untuk helikopter Super Puma milik TNI AU melakukan pendaratan di desa tersebut.
“Ia mengantarkan kami sekaligus memandu penerbangan helikopter bantuan menuju Desa Bonandolok yang benar – benar terisolasi akibat longsoran tanah dan material masih menutupi jalan darat menuju desa tersebut. Kami melihat ribuan orang menanti kedatangan Helikopter bantuan dibawah sana. Dan benar!!! jalan yang dipandu ibu Marlina memiliki area terbuka sehingga bisa menjadi landasan yang sempurna untuk pendaratan Helikopter,” urainya
Ketika bantuan berupa sembako dan kebutuhan pokok diturunkan, tim melihat momen yang membekas, Marlina bertemu dengan keluarganya. Pelukan itu hanya berlangsung beberapa detik. Namun, bagi mereka yang menyaksikan dari dekat, detik-detik itu terasa seperti keabadian.
“Kami tahu, cinta adalah alasan kuat untuk tetap berdiri,” tulis unlockindonesia
Tak lama setelah itu, helikopter kembali harus terbang menuju Bandara F. Lumban Tobing Sibolga untuk melanjutkan misi penyelamatan lainnya. Suara mesin pesawat menelan haru yang belum sempat reda.
Bagi warga Desa Bonandolok, Marlina bukan sekadar istri anggota polisi. Ia adalah perempuan yang mempertaruhkan keselamatan dirinya untuk memastikan seluruh warganya tidak terabaikan.
Pihak UnlockIndonesia juga memberikan penghargaan kepada seluruh unsur yang bertugas dalam operasi kemanusiaan di Sumatera, TNI AU, TNI AD, TNI AL, POLRI, Komandan Lanud Soewondo Marsma TNI Tiopan Hutapea, S.Sos., M.A.P, Seluruh kru helikopter AS-332 C+1 Super Puma / H-3217. (her/dav)









