Petugas memberikan penjelasan kepada calon investor terkait potensi daerah di Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM-Investasi padat karya banyak menyerap tenaga kerja, dan mampu mendorong perekonomian Jawa Tengah.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng mencatat, iklim investasi di provinsi ini masih didominasi investasi bersifat padat karya.

Sekretaris DPMPTSP Jateng Nency Widya Rahayu mengatakan capaian realisasi investasi pada triwulan satu 2025 sebesar Rp21,85 triliun, atau 27,89 persen dari target Rp78,33 triliun. Hal itu dikatakan saat memberikan penjelasan terkait capaian investasi Jateng di Hotel Tentrem Semarang, Senin (5/5).

Nency menjelaskan, untuk investasi modal asing mencapai Rp14,08 triliun dan investasi dalam negeri sebesar Rp7,77 triliun.

Pada triwulan pertama tahun ini terdapat penambahan jumlah proyek sebesar 20.431 proyek dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 97.551 orang.

Menurut Nency, ada lima besar sektor realisasi investasi di triwulan pertama 2025 untuk PMA yang didominasi industri barang dari kulit dan alas kaki sebesar Rp2,45 triliun atau 7 17,40 persen.

Kemudian diikuti industri tekstil sebesar Rp2,39 triliun, atau sebesar 16,97 persen

“Untuk PMDN masih didominasi oleh perumahan, kawasan dan perkantoran yaitu sebesar Rp1,53 triliun atau 19,66 persen. Kemudian tentunya masih diikuti oleh industri makanan Rp1,18 triliun atau 15,13 persen,” kata Nency.

Lebih lanjut Nency menjelaskan, investasi antara PMA dengan PMDN masih didominasi industri tekstil sebesar Rp 2,66 triliun diikuti industri barang dari kulit dan alas kaki sebesar Rp2,51 triliun.

Sedangkan lima besar lokasi kabupaten/kota di Jateng berdasarkan realisasi investasi triwulan pertama untuk PMA didominasi Kabupaten Kendal sebesar Rp2,41 triliun dan untuk PMDN adalah Kota Semarang.

“Untuk lima besar negara realisasi investasi PMA di triwulan satu tahun kemarin itu Singapura, kalau sekarang di triwulan satu ini didominasi oleh Tiongkok. Kemudian Korea Selatan, diikuti oleh Hongkong, Singapura dan Belanda,” jelasnya.

Nency menyebut, beberapa calon investor sudah mulai tertarik di Jateng berasal dari India dan tertarik untuk sektor farmasi. (Bud)

Artikel sebelumnyaPenuhi Kebutuhan Rumah, Pemprov Jateng Dukung Program Rumah Untuk Nakes