Nita Rachmenia, Plh Kepala KPw BI Jateng.

Demak, Idola 92,6 FM-Total produksi padi Jawa Tengah pada tahun kemarin sebesar 8.891.297 ton setara gabah kering giling (GKG), dan memberikan kontribusi nasional terbesar kedua sebesar 16,73 persen setelah Jawa Timur.

Sebagai salah satu wujud komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas pangan dan meningkatkan ketahanan pangan di Jateng maka Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng memberikan dukungan sarana dan prasarana pertanian hingga revitalisasi saluran irigasi.

Plh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Nita Rachmenia mengatakan sebagai salah satu lumbung padi nasional, maka daerah-daerah penyangga pangan di provinsi ini harus dijaga dari sisi keberlangsungan produktivitas pangannya. Hal itu dikatakan saat berkunjung ke Desa Wonokerto, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Demak, Kamis (3/7).

Menurut Nita, dalam menjaga keberlangsungan pangan di daerah-daerah penyangga pangan itu Bank Indonesia bersinergi dengan Pemprov Jateng serta kementerian terkait untuk menjaga ketahanan pangan.

Sebab, ketersediaan pangan atau suplai adalah salah satu faktor utama mewujudkan ketahanan pangan di Jateng khususnya dan nasional pada umumnya.

Nita menjelaskan, pada tahun ini Bank Indonesia akan berfokus pada rehabilitasi jaringan irigasi dan fasilitasi sarana prasarana pertanian.

Melalui kerja sama dan sinergi yang telah dilakukan itu, akan terus berlangsung secara berkelanjutan untuk tetap menjaga Jateng menjadi salah satu lumbung padi nasional.

“Jadi apa yang kami lakukan di Grobogan dan Demak, merupakan salah satu bentuk sinergi Bank Indonesia Provinsi Jateng dengan pemprov maupun kementerian dan lembaga terkait yang tergabung TPID untuk melakukan bagaimana kita menjaga suplai dari padi. Kenapa itu menjadi penting, karena Jawa Tengah adalah salah satu lumbung padi nasional dan lumbung padi nasional itu disumbang oleh dua kabupaten ini, Grobogan dan Demak,” kata Nita.

Lebih lanjut Nita menjelaskan, Bank Indonesia juga telah memetakan areal persawahan yang terdampak bencana dan kemudian diolah kembali agar bisa produktif seperti semula.

Sementara untuk daerah-daerah lain yang juga memiliki kontribusi terhadap pasokan pangan Jateng, tetap mendapat perhatian khusus sesuai karakteristik maupun kebutuhannya.

“Daerah kabupaten/kota lain kita juga ada kerja sama, dan bentuknya itu berbeda karena menyesuaikan dengan karakteristik kabupaten/kota masing-masing. Misal ada bantuan berupa green house, ada juga capacity building bagi para petani. Intinya, tetap menjaga keberlangsungan Jawa Tengah sebagai lumbung padi nasional,” pungkasnya. (Bud)