Petugas gabungan melakukan sosialisasi tentang keselamatan melintas di perlintasan sebidang kereta api.

Semarang, Idola 92,6 FM-KAI Daop 4 Semarang terus berkomitmen dalam meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api, khususnya di area perlintasan sebidang yang masih menjadi titik rawan kecelakaan.

Berbagai upaya preventif dan edukatif secara konsisten dilakukan, untuk mengurangi potensi kecelakaan yang melibatkan pengguna jalan raya dan perjalanan kereta api.

Manager Humas KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo mengatakan selama periode Januari hingga Mei 2025, pihaknya telah melaksanakan berbagai program peningkatan keselamatan di perlintasan sebidang. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.

Menurut Franoto, salah satu sosialisasi keselamatan di lingkungan sekolah dilakukan sebanyak sembilan kali.

Tujuannya, untuk menanamkan pemahaman sejak dini kepada para pelajar terkait bahaya melintas sembarangan di jalur rel.

Franoto menjelaskan, pihaknya juga mengintensifkan sosialisasi langsung di perlintasan sebidang sebanyak 188 kali sepanjang lima bulan pertama tahun ini.

Melibatkan petugas lapangan yang memberikan edukasi secara langsung kepada pengguna jalan, di perlintasan sebidang resmi maupun liar.

“Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan masyarakat, KAI Daop 4 Semarang juga telah memasang spanduk peringatan di berbagai titik perlintasan sebidang dan jalur rawan kecelakaan. Spanduk ini berisi imbauan dan informasi tentang pentingnya berhenti sejenak, melihat kiri-kanan, serta mendahulukan perjalanan kereta api sebagai prioritas utama sesuai ketentuan perundang-undangan,” kata Franoto.

Lebih lanjut Franoto menjelaskan, sepanjang Januari-Mei 2025 ada 139 korban kecelakaan di perlintasan sebidang.

Fakta tersebut menjadi pengingat, perlintasan sebidang masih merupakan titik kritis yang memerlukan perhatian dan kepedulian serta kepatuhan dari seluruh pengguna jalan.

“Untuk kasus orang tertemper kereta api di jalur rel hingga bulan Juni 2025, tercatat sebanyak 90 kejadian. Faktor utama penyebab kecelakaan ini di antaranya kurangnya kesadaran masyarakat, penggunaan gawai saat melintas, hingga adanya perlintasan liar tanpa izin resmi,” pungkasnya. (Bud)