Semarang, Idola 92,6 FM-Kebutuhan dokter di Jawa Tengah masih tinggi, setidaknya dibutuhkan 16.458 orang dokter yang perlu ditempatkan di semua kabupaten/kota.
Sekda Sumarno mengatakan perbandingan jumlah dokter umum maupun spesialis masih kurang, bila dibandingkan persebaran penduduk yang ada di Indonesia. Hal itu dikatakan saat kegiatan di Semarang, pekan kemarin.
Menurutnya, sesuai standar World Health Organization (WHO), untuk satu orang dokter mengakomodasi seribu penduduk.
Lulusan dokter umum maupun spesialis dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, jumlahnya masih belum mencukupi.
“Khusus di Jawa Tengah, saat ini memiliki 11.405 dokter. Sedangkan jumlah idealnya setidaknya 27.863 dokter. Jadi, saya meminta asosiasi memiliki program atau edukasi kepada publik supaya banyak pelajar yang berminat melanjutkan pendidikan di universitas jurusan kedokteran,” kata Sumarno.
Sumarno menjelaskan, stigma atau persepsi publik tentang mahalnya biaya masuk di fakultas kedokteran harus dihilangkan.
Dengan demikian, membuka peluang lebih lebar kepada anak-anak bangsa untuk berani melanjutkan pendidikan tinggi di jurusan kedokteran.
“Barangkali secara akademik di sekolah SMA mungkin sebetulnya mereka punya potensi untuk masuk di kedokteran. Akan tetapi begitu bicara masalah biaya itu pasti enggak akan berani,” jelasnya.
Dirjen Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidilan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Khairul Munadi menambahkan, tantangan untuk dunia kesehatan di Indonesia selain jumlah dokter yang kurang, ada juga tantangan distribusi.
Dibutuhkan kerja sama semua pihak, baik pemerintah pusat hingga daerah serta dari kalangan perguruan tinggibdan lainnya untuk mengatasi tantangan tersebut.
“Contoh kecil saja. Untuk pendidikan kedokteran dan spesialis butuh rumah sakit. Rumah sakit tidak mungkin didirikan sendiri oleh perguruan tinggi apalagi kampus yang baru. Sehingga perlu bergandengan tangan, perlu didukung peran pemerintah daerah juga,” ucap Khairul. (Bud)