Nawal Arafah Yasin, Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah.

Semarang, Idola 92,6 FM-Kader PKK di Jawa Tengah, harus lebih aktif dalam memerkuat program-program penanganan stunting dan angka kematian ibu dan bayi (AKI/AKB).

Peran kader PKK dipandang penting, dalam menangani masalah stunting dan AKI/AKB di Jateng.

Ketua Tim Penggerak PKK Jateng Nawal Arafah Yasin mengatakan berdasarkan laporan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di provinsi ini pada 2024 sebesar 17,1 persen, dan angka tersebut turun dari 2023 yang tercatat 20,7 persen. Hal itu dikatakan saat acara di Semarang, kemarin.

Nawal menjelaskan, menurut data Dinas Kesehatan, hingga Agustus 2025 total angka kematian ibu dan bayi di Jateng sebanyak 270 jiwa, atau menurun dari 2024 yang mencapai 427 jiwa.

Menurutnya, banyak program PKK yang berkaitan langsung dengan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.

Oleh karena itu, pada 2025, diharapkan prevalensi angka stunting bisa ditekan hingga 14 persen.

“Maka PKK provinsi kemudian terus melakukan pendekatan-pendekatan, bagaimana Genting yang sudah diinisiasi dan digerakkan oleh BKKBN, Genting merupakan satu gerakan orang tua asuh mencegah stunting, ini masif di Jawa Tengah,” kata Nawal.

Lebih lanjut Nawal menjelaskan, untuk menekan angka kematian ibu melahirkan dan bayi di Jateng, pihaknya terus mengoptimalkan program Kencan Bumil (Kenali dan Cek Kesehatan Ibu Hamil) yang merupakan penyempurnaan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng.

Melalui program itu, kader PKK di Jateng ditugaskan untuk memantau dan mengawasi, mulai dari fase pra-hamil, fase kehamilan, fase persalinan, hingga fase nifas.

“Nanti dilihat bagaimana perkembangannya, sudah periksa atau belum, itu nanti yang mendorong untuk periksa sampai pada melahirkannya, itu diinceng (diawasi) oleh kader-kader PKK,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaBPBD Jateng Kerahkan Mobil Pump Buat Atasi Banjir di Semarang
Artikel selanjutnyaBI Jateng Perkuat Literasi dan Komunikasi Kebijakan Lewat Rekomendasi 2025