Semarang, Idola 92,6 FM-Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengapresiasi langkah Pemprov Jawa Tengah bersama Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), dalam upaya menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Tercatat, ada 90 orang relawan di bawah naungan Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat NU Jateng dikukuhkan menjadi paralegal yang bertugas memberikan pendampingan hukum dan psikososial kepada perempuan dan anak maupun kelompok rentan lainnya.
Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi mengatakan partisipasi masyarakat dipandang penting, dalam menangani persoalan kekerasan yang terus meningkat. Hal itu dikatakan saat kunjungan ke Semarang, baru-baru ini.
Menurut Arifatul, bahwa 1 dari 4 perempuan di Indonesia pernah mengalami kekerasan dan 51 persen anak usia 13-17 tahun mengaku pernah menjadi korban kekerasan terutama di lingkungan keluarga.
Hal itu diketahui dari hasil survei yang dilakukan, terkait pengalaman hidup perempuan secara nasional.
Arifatul menyebut, jika tingkat kekerasan terhadap perempuan maupun anak secara nasional cukup tinggi.
Oleh karenanya, dibutuhkan kolaborasi semua pihak tidak hanya pemerintah saja yang turun tangan.
“Apa yang diinisiasi Pemprov Jawa Tengah ini bisa kita perluas lagi, untuk yang lain-lainnya. Kita berkolaborasi dengan Muslimat NU yang sudah menginisiasi paralegal yang sudah dilatih dari seluruh kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Mudah-mudahan ini menjadi solusi bersama untuk kita mengurangi atau paling tidak mencegah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak,” mata Arifatul.
Lebih lanjut Arifatul berharap, Jateng bisa menjadi percontohan nasional dalam penanganan kekerasan secara terpadu hingga ke tingkat desa.
“Saya percaya, kekuatan untuk mencegah kekerasan tidak hanya datang dari pemerintah. Masyarakat, termasuk organisasi seperti Muslimat NU adalah pilar utama,” pungkasnya. (Bud)
