ilustrasi/istimewa

Jakarta, Idola 92.6 FM-Investasi dan konsumsi menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,04 persen pada triwulan III tahun 2025. Hal tersebut tergambar dalam rilis Berita Resmi Statistik yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

“Dari sisi domestik, kinerja perekonomian pada triwulan III 2025 ditopang oleh konsumsi masyarakat yang masih terjaga. Selain itu, realisasi investasi dalam negeri maupun investasi asing (PMA dan PMDN) tumbuh 13,89 persen secara year-on-year,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Edy Mahmud, dalam konferensi persnya, Rabu (5/11).

Lebih lanjut, Edy menjelaskan bahwa peningkatan sektor konsumsi diindikasikan oleh pertumbuhan konsumsi per kapita pada jasa makanan dan minuman, akomodasi, serta barang dan jasa lainnya yang masing-masing tumbuh sebesar 5,76 persen dan 7,49 persen secara year-on-year.

Selain itu, pertumbuhan transaksi daring dari e-retail dan marketplace meningkat sebesar 6,19 persen secara quarter to quarter (Q to Q). Ia menambahkan, nilai transaksi uang elektronik, kartu debit, dan kartu kredit juga tumbuh 10,30 persen secara year-on-year.

Dari sisi pengeluaran, Edy mengatakan, komponen yang berkontribusi terbesar terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga sebesar 53,14 persen. Pada triwulan III 2025, komponen ini tumbuh 4,89 persen, menunjukkan masih terjaganya tingkat konsumsi masyarakat.

Selain itu, lanjutnya, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga memberikan kontribusi besar terhadap PDB triwulan III 2025, yakni sebesar 29,09 persen. “Dengan demikian, 82,23 persen PDB triwulan III berasal dari konsumsi rumah tangga dan PMTB. Selanjutnya, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor,” ujarnya.

Selain konsumsi, realisasi investasi turut menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2025. “Realisasi investasi asing (PMA) dan dalam negeri (PMDN) tumbuh 13,89 persen secara year-on-year,” tambah Edy.

Lebih lanjut, Edy menyebutkan bahwa penopang kinerja perekonomian lainnya adalah kebijakan ekonomi, seperti kebijakan pengendalian inflasi serta penetapan BI rate pada September 2025 sebesar 4,75 persen sebagai upaya mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Juga kebijakan fiskal dalam mendorong efektivitas belanja melalui pelaksanaan berbagai program seperti makan bergisi gratis (MBG),” tandasnya. (her/dav)

Artikel sebelumnyaEkonomi Indonesia Tumbuh 5,04% di Triwulan III, Lebih Baik dari Tahun Lalu
Artikel selanjutnyaEkonomi RI Kokoh di Q3, Ekonom Global: Indonesia Tunjukkan Stabilitas Struktural
Radio Idola Semarang
Radio Idola Semarang menghayati semangat Positive Journalism. Radio Idola Semarang, Memandu Dan Membantu.