Semarang, Idola 92.6 FM – Sebentar lagi kita akan merayakan hari Koperasi Nasional pada 12 Juli 2025. Peringatan tahun ini sangat special karena bertepatan dengan pencanangan Program Presiden Prabowo Subianto, yakni Koperasi Desa Merah Putih.
Sebelum kita berbicara tentang Koperasi Desa Merah Putih yang akan dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 12 Juli 2025 mendatang kita akan melihat seperti apa wajah Koperasi Desa yang ada saat ini.
Koperasi yang diharapkan menjadi soko guru perekonomian nasional, kini justru kian ditinggalkan masyarakat. Kementerian Koperasi dan UMKM menyebut, ada 200 ribu lebih koperasi yang dibubarkan selama tahun 2019-2024 karena tidak aktif.
Lalu, bagaimana kondisi di Jawa Tengah. Ada yang mati suri tetapi ada juga yang sukses. Sebut saja KUD Mino Saroyo Cilacap. Koperasi yang mengelola Tempat Pelelangan Ikan sejak 2009. Produksi tahunan meningkat dari Rp20 miliar hingga Rp22โฏmiliar menjadi Rp93โฏmiliar. Anggotanya mencapai 8.441 nelayan.
Ada juga KUD di Banyumas. Seperti Rukun Tani di Cilongok, Aris di Banyumas, Bumirejo di Somagede, dan Tani Maju di Purwokerto Timur yang kini mengelola toko modern, toko umum, SPBU, dan gilingan padi. Ini menunjukkan bahwa KUD masih bisa beradaptasi dengan persaingan usaha seperti sekarang.
Nah, sebenarnya seperti apa kondisi koperasi di Jawa Tengah saat ini? Lalu, upaya apa yang dilakukan pemerintah untuk menghidupkan kembali fungsi koperasi sebagai saka guru perekonomian?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berbincang dengan Bapak Eddy Sulistiyo Bramiyanto (Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah) dan Prof FX Sugiyanto (Pelaku koperasi/ sekaligus pengamat ekonomi UNDIP Semarang).ย (her/yes/dav)
Simak podcast diskusinya: