Pengurus Kopti Jateng saat bertemu Gubernur Ahmad Luthfi.

Semarang, Idola 92,6 FM-Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jawa Tengah mengadukan persoalan mahalnya harga kedelai, yang mengalami kenaikan sejak Maret 2025.

Ketua Kopti Jateng Sutrisno Supriantoro mengatakan harga kedelai sejak Maret 2025 mencapai Rp9.800 per kilogram, dari semula Rp8.400 per kilogram. Hal itu dikatakan saat usai menemui Gubernur Ahmad Luthfi, kemarin.

Sutrisno menjelaskan, stok kedelai dari importir juga semakin menipis.

Padahal kebutuhan kedelai Jateng per bulan hampir 40 ribu ton, sementara 90 persen kebutuhan kedelai diimpor dari Amerika.

“Kita berharap ada dukungan dari pemerintah pusat terhadap gejolak yang terjadi. Untuk saat ini, untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri, kami berharap pemerintah bisa memacu peningkatan produktivitas kedelai sehingga produsen tahu tempe tidak bergantung pada kedelai impor,” kata Sutrisno.

Terkait keluhan para produsen tahu tempe, Gubernur Ahmad Luthfi akan membantu berkomunikasi dengan pemerintah pusat terkait tata niaga kedelai.

Menurut Luthfi, terkait masukan untuk memacu produktivitas kedelai dalam negeri pihaknya sepakat karena Jateng memiliki potensi kedelai yang cukup banyak.

“Untuk tata niaga kedelai memang harus koordinasi kementerian terkait. Kita harus menyesuaikan kebijakan pusat. Tapi kita juga harus punya kreasi sendiri agar koperasi kita eksis. Potensi kedelai kita sebetulnya banyak. (Ada) di Grobogan, Wonogiri, Cilacap, Kebumen, Purworejo. Coba nanti Kepala Dinas Pertanian (Jateng) itu nanti dipikirkan,” ucap Luthfi.

Diketahui, harga kedelai saat ini mengalami kenaikan tetapi masih di bawah Harga Acuan Pemerintah (HAP) sebesar Rp12 ribu per kilogram. (Bud)

Artikel sebelumnyaPembentukan Koperasi Desa Merah Putih di Jateng akan Dipercepat
Artikel selanjutnyaMenkes Sebut Jateng Jadi Provinsi Terbaik Program Cek Kesehatan Gratis