Kurniawan Adi Prasetyo, Pendiri komunitas Petani Militan dan Sedesa Farm dari Solokuro Lamongan Jawa Timur. Ia melestarikan benih padi mentik susu dan jawawut. Atas kiprahnya dalam pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan pelestarian benih asli Nusantara, ia menerima Svarna Bhumi Award 2025. (Foto: Kurniawan)

Lamongan, Idola 92.6 FM-Sosok satu ini dikenal atas dedikasinya dalam melestarikan benih lokal Nusantara dan mengembangkan pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan. Ia mengumpulkan benih lokal tersebut sejak 2013.

Petani inspiratif itu adalah Kurniawan Adi Prasetyo, Pendiri komunitas Petani Militan dan Sedesa Farm dari Solokuro Lamongan Jawa Timur. Atas kiprahnya dalam pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan pelestarian benih asli Nusantara, ia menerima Svarna Bhumi Award 2025.

Kurniawan mengatakan awalnya mengoleksi benih-benih, terus melestarikan. Ketika disampaikan di media sosial, apa yang dilakukan mendapat respon warganet dan tertarik ikut mengembangkan benih lokal.

Jawawut. Menurut Kurniawan Adi Prasetyo, Pendiri komunitas Petani Militan dan Sedesa Farm dari Solokuro Lamongan, Jawawut/Jawa (tanaman pangan asal muasal nama pulau Jawa).(Foto: Kurniawan)

“Akhirnya dari 2017, 2018, kami aktif, bersama petani militan. Kalau kita ngomong benih lokal, nusantara, kita menyebutnya, benih asli di nusantara, padi-padian, umbi-umbian, pokoknya bahan pangan yang sejak dulu dikonsumsi oleh orang/masyarakat nusantara. Kita mengumpulkan sejak tahun 2013, 2014, kita bangun koneksi se Indonesia sejak itu,”tutur Kurniawan kepada radio Idola Semarang, pagi (22/09) tadi

Menurut Kurniawan di wilayah Jawa hampir semua sudah dikunjungi langsung untuk mendapat benih-benih yang tersimpan sejak dahulu kala. Tujuannya untuk dikembangkan dan dilestarikan.

Kurniawan Adi Prasetyo, Pendiri komunitas Petani Militan dan Sedesa Farm bersama tim memantau tanaman padi yang dilestarikannya.(Foto: Kurniawan)

“Dari pihak petani menyerahkan, memasrahkan, tolong dikembangkan, agar tidak punah. Kalau di sini, padi hitam Cempo Ireng, terus di Klaten, mentik susu asli Klaten, terus di Ngawi, atau Madiun, Cempo Wulung. Jadi memang benih-benih yang disimpan nenek moyang,”tambah Kurniawan.

Tak hanya benih jenis padi-padian. Kurniawan dan tim juga mengembangkan jenis umbi-umbian. Seperti gembili dan uwi.

Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Kurniawan Adi Prasetyo, Pendiri komunitas Petani Militan dan Sedesa Farm dari Solokuro Lamongan Jawa Timur. (yes/her)

Simak podcast wawancaranya: