Semarang, Idola 92.6 FM – Sebagai bagian dari upaya memperkaya pengalaman pengunjung di kawasan heritage, KAI Wisata memperkenalkan program terbaru bertajuk Lawang Sewu De Voedselkraam. Ini juga sebagai upaya memperkaya pengalaman wisata sejarah sekaligus mendukung pelaku UMKM lokal di Kota Semarang
Riesta Junianti, Corporate Branding & Communication KAI Wisata menjelaskan, melalui program Lawang Sewu De Voedselkraam, KAI Wisata ingin menghidupkan kembali kawasan heritage Lawang Sewu di malam hari. Selain itu juga menghadirkan konsep kuliner santai yang dapat dinikmati masyarakat.
“Ini merupakan bagian dari upaya kami untuk memperkaya pengalaman wisata sejarah sekaligus mendukung pelaku UMKM local,” kata Riesta pada wartawan, baru-baru ini.
Nama Lawang Sewu De Voedselkraam berasal dari bahasa Belanda. Voedsel berarti makanan dan Kraam berarti kios atau gerai. Dan, Lawang sewu berarti seribu pintu. Sehingga, Lawang Sewu De Voedselkraam bisa diartikan sebagai Kios Makanan Seribu Pintu.
Konsep ini menghadirkan deretan tenant UMKM yang menawarkan berbagai sajian menu makanan khas Semarang dan sekitarnya. Beberapa makanan khas Semarang itu antara lain Lumpia, bandeng Presto, dan Wingko Babat. Melalui konsep ini, pengelola juga hendak menciptakan pengalaman kuliner malam bagi pengunjung dengan nuansa berbeda.
Lawang Sewu De Voedselkraam mulai beroperasi sejak akhir April 2025. Buka setiap hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 20.00 hingga 02.00 WIB, melibatkan 13 tenant lokal terpilih. Akses pengunjung dibuka gratis khusus di area halaman depan Lawang Sewu, dengan tetap menjaga kelestarian dan orisinalitas bangunan utama.
Lawang Sewu De Voedselkraam menawarkan berbagai jenis kuliner, mulai dari hidangan khas Nusantara seperti bubur ayam dan nasi goreng, hingga sajian kekinian dan roti panggang, serta aroma kopi yang menggoda. Selain itu, ada juga angkringan dengan konsep Foodtrain dan lesehan yang bisa dinikmati di malam hari.
Menurut Riesta, program ini tidak hanya memperkaya pengalaman wisatawan, tetapi juga menjadi wadah pengembangan ekonomi kreatif lokal. Kehadiran Lawang Sewu De Voedselkraam memberikan peluang bagi UMKM untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat luas dalam balutan suasana heritage yang ikonik.
Untuk menjaga kenyamanan bersama, pengunjung diimbau untuk tetap menjaga kebersihan, menghormati fasilitas heritage, dan mengikuti ketentuan yang berlaku di kawasan Lawang Sewu.
“Kami mengajak Sahabat Kawisata mencoba suasana santai malam di Lawang Sewu ini. Kami berharap pengunjung dapat terus memberikan masukan demi perbaikan kualitas layanan,” tandas Riesta. (ros/her)