Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah menegaskan komitmennya, dalam memercepat penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan pemprov menargetkan pembangunan 17 ribu unit RTLH pada tahun 2025, sebagai bagian dari program besar Satu KK Satu Rumah Layak Huni. Hal itu dikatakan saat ditemui di Semarang, baru-baru ini.
Menurutnya, program tersebut ditopang dari berbagai sumber pembiayaan, termasuk fiskal provinsi, CSR, Baznas dan dukungan pihak ketiga.
“Target lima tahun ke depan, setiap tahun minimal dibangun 17 ribu rumah, sehingga tidak ada lagi rumah warga kategori miskin ekstrem yang tidak layak huni,” kata Luthfi.
Luthfi menjelaskan, selain RTLH, Pemprov Jateng juga menyoroti persoalan backlog perumahan yang masih tinggi.
Saat ini, backlog di Jateng mencapai sekira 310 ribu unit, sehingga validasi data menjadi langkah prioritas.
Oleh karenanya, para bupati dan wali kota diminta memastikan data penerima benar-benar tepat sasaran.
“Data ini menjadi dasar kebijakan. Dari sini kita tahu berapa jumlah rumah tidak layak huni, berapa masyarakat miskin ekstrem yang membutuhkan, dan siapa yang harus menerima bantuan. Jangan sampai salah sasaran,” jelasnya.
Lebih lanjut Luthfi menjelaskan, dengan langkah terintegrasi dari pusat hingga daerah, Pemprov Jateng optimistis pembangunan RTLH dapat memberikan multiplier effect bagi kualitas hidup masyarakat sekaligus memerkuat fondasi kesejahteraan di Jateng. (Bud)














