
Semarang, Idola 92,6 FM-Sejumlah mahasiswa asal Aceh yang menempuh pendidikan di Semarang, terdampak bencana banjir bandang yang melanda wilayah Aceh dan Sumatera.
Dampak bencana tersebut tidak hanya dirasakan keluarga di kampung halaman, tetapi juga memengaruhi kondisi psikologis dan ekonomi mahasiswa rantau, termasuk keterlambatan pengiriman biaya hidup.
Salah satunya dialami Dwi Pramusetyo, mahasiswa asal Aceh Tengah yang saat ini menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jurusan Perencanaan Tata Ruang.
Dwi telah menjalani perkuliahan sejak semester awal, dan aktif mengikuti berbagai kegiatan kampus, termasuk kaderisasi dan organisasi mahasiswa.
Dwi mengatakan bencana banjir bandang terjadi tidak jauh dari rumah keluarganya di Aceh. Hal itu dikatakan saat ditemui di asrama tempatnya tinggal, kemarin.
Menurutnya, hingga sepekan setelah kejadian, kondisi di daerah tersebut masih sulit.
Logistik terbatas, listrik padam, jaringan komunikasi terganggu, serta harga kebutuhan pokok meningkat.
Komunikasi dengan keluarga hanya dapat dilakukan dari kantor desa yang menyediakan akses internet.
“Saya bersyukur seluruh anggota keluarga dalam kondisi selamat. Namun, dampak ekonomi akibat bencana membuat orang tua belum dapat mengirimkan biaya hidup seperti biasanya,” kata Dwi.
Namun, Dwi mengaku terbantu dengan perhatian dan bantuan dari Pemprov Jawa Tengah.
Bantuan tersebut dinilai membantu meringankan beban mahasiswa asal Aceh, yang sedang menempuh pendidikan di Jawa Tengah.
Hal serupa juga dirasakan Nur Daila, mahasiswa asal Aceh lainnya di Semarang.
Lala mengaku sempat mengalami kesulitan berkomunikasi dengan keluarga, akibat gangguan jaringan pascabencana.
Banjir di wilayah Singkil mencapai atap rumah warga, dan menyebabkan sebagian masyarakat terpaksa bertahan di atas rumah sambil menunggu bantuan.
Sementara di Medan, rumah keluarganya yang sebelumnya tidak pernah terdampak banjir kini ikut terendam.
“Bantuan datang dari berbagai pihak. Sejumlah rumah makan dan katering di Semarang memberikan makanan gratis bagi mahasiswa asal Aceh. Selain itu, pihak kampus dan dosen juga memberikan perhatian dengan menawarkan program bantuan bagi mahasiswa terdampak,” ucapnya.
Pemprov Jateng menyatakan, perhatian tidak hanya diberikan kepada warga di daerah terdampak bencana, tetapi juga kepada mahasiswa rantau asal Aceh yang sedang menempuh pendidikan di wilayah Jateng.
Saat ini, pendataan mahasiswa terdampak masih dilakukan untuk penyaluran bantuan lanjutan. (Bud)







