Semarang, Idola 92,6 FM-Kinerja APBN di Jawa Tengah hingga Maret 2025 menunjukkan hasil positif, dan memberikan sinyal optimis terhadap ketahanan fiskal regional.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Jateng mencatat, total penerimaan negara mencapai Rp26,44 triliun atau 20,43 persen dari target.

Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Jateng Bayu Andy Prasetya mengatakan provinsi ini berhasil mencatatkan surplus APBN sebesar Rp106,07 miliar, yang menjadi indikasi pengelolaan fiskal yang efisien serta menambah ruang fiskal untuk mengantisipasi dinamika ekonomi ke depan. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.

Andy menjelaskan, kontributor utama penerimaan berasal dari sektor perpajakan yang meliputi pajak dalam negeri serta kepabeanan dan cukai menyumbang Rp24,42 triliun atau 19,73 persen dari target.

Sementara penerimaan negara bukan pajak (PNBP), juga menunjukkan kinerja kuat dengan realisasi sebesar Rp2,02 triliun atau setara 35,63 persen dari target tahunan.

Menurut Andy, dari sisi belanja, realisasi APBN di Jateng mencapai Rp26,34 triliun atau 25,21 persen dari pagu anggaran.

“Belanja tersebut terdiri atas Belanja Kementerian dan Lembaga sebesar Rp6,44 triliun atau 18,85 persen dari pagu, serta Belanja Transfer ke Daerah yang telah mencapai Rp19,90 triliun atau 28,29 persen,” kata Andy.

Lebih lanjut Andy menjelaskan, keseimbangan antara penerimaan dan belanja memerkuat peran APBN sebagai instrumen fiskal yang menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Jateng di tengah tantangan global.

Sedangkan kinerja APBD Jateng hingga akhir Maret 2025, menunjukkan progres yang positif.

“Pendapatan Daerah berhasil terealisasi sebesar Rp25,69 triliun atau 22,72 persen dari target, sementara Belanja Daerah mencapai Rp13,70 triliun atau 11,89 persen dari pagu. Porsi terbesar pendapatan daerah masih didominasi oleh dana transfer dari pemerintah pusat,” pungkasnya. (Bud)