Semarang, Idola 92,6 FM-Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Tengah, telah menjangkau 6,3 juta penerima manfaat.
Namun demikian, Pemprov Jateng menegaskan pentingnya pengawasan bahan pangan dalam program MBG, agar kualitas dan keamanan makanan tetap terjamin.
Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan program MBG di Jateng sudah tepat sasaran — baik dari segi gizi, ketepatan waktu, kemudahan menu maupun kepuasan anak-anak yang menerima manfaatnya. Hal itu dikatakan di sela mendampingi Wapres Gibran Rakabuming Raka ke Kota Salatiga, pekan kemarin.
Luthfi menjelaskan, berdasarkan data per 5 November 2025, pelaksanaan program MBG di Jateng telah menjangkau 6.308.163 penerima manfaat atau sekira 65,44 persen dari total potensi 9,6 juta penerima.
Dari jumlah itu, 6.121.742 penerima merupakan siswa dari jenjang TK hingga SMK serta pondok pesantren, dan 20.536 ibu hamil serta 43.579 ibu menyusui ditambah 122.306 balita.
Menurutnya, dari sisi infrastruktur penyediaan pangan, Jateng telah merencanakan pembangunan 3.228 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Ketahanan Pangan juga melakukan pemantauan terhadap kecukupan suplai, serta pengawasan keamanan pangan di setiap SPPG. Selain itu, dilakukan pula edukasi terkait pola makan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) serta kampanye Stop Boros Pangan,” kata Luthfi.
Lebih lanjut Luthfi menjelaskan, Pemprov juga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Program MBG.
Seluruh pelaksana MBG di Jateng, diwajibkan memiliki Sertifikasi Laik Higiene Kesehatan (SLHK).
“Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah menetapkan kebijakan bahwa seluruh pelaksana MBG harus memiliki kualifikasi SLHK. Sertifikasi ini memastikan petugas MBG, termasuk petugas gizi, mendapat pelatihan sesuai standar dinas kesehatan masing-masing kabupaten/kota,” pungkasnya. (Bud)







