Seorang pedagang cabai di Pasar Johar sedang menunggu calon pembeli.

Semarang, Idola 92,6 FM-BPS Jawa Tengah mencatat, ada dua komoditas utama yang menyumbang terjadinya deflasi di provinsi ini pada Mei 2025.

Deflasi terdalam di wilayah Jateng ada di Kabupaten Wonosobo sebesar 0,83 persen, dan dan terendah ada di Kota Surakarta sebesar 0,27 persen.

Plt Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih mengatakan provinsi ini pada Mei 2025 mengalami deflasi sebesar 0,49 persen, jauh lebih rendah bila dibandingkan April 2025 yang mengalami inflasi sebesar 1,38 persen. Hal itu dikatakan melalui siaran pers secara daring, kemarin.

Endang menjelaskan, penyumbang terbesar deflasi di Jateng karena turunnya harga bawang merah dan cabai merah serta cabai rawit.

“Harga bawang merah ini turun di hampir semua kota pencatat inflasi di Jawa Tengah, antara 15-26 persen. Kabupaten Wonosobo mengalami deflasi terdalam karena turunnya harga bawang merah. Sedang untuk cabai rawit turun di semua daerah pencatat inflasi antara 35-46 persen, dengan andil terdalam ada di Cilacap dan Wonosobo,” kata Endang.

Lebih lanjut Endang menjelaskan, ada beberapa komoditas yang mengerem laju deflasi di Jateng.

Yakni kenaikan tarif pulsa, tomat, sepeda motor dan buah naga.

“Kenaikan harga tomat dipicu karena cuaca yang kurang bersahabat akhir-akhir ini, sehingga mempengaruhi produktivitas di sejumlah komoditas hortikultura. Kalau untuk harga sepeda motor, ada pemberlakuan tarif opsen pajak kendaraan bermotor,” pungkasnya. (Bud)