Hutan CIFOR Cocok untuk Wisata Edukasi di Bogor, Bisa Dipilih Gantikan Kebun Raya Bogor (kotabogor.go.id)

Bogor, Idola 92.6 FM-Center for International Forestry Research (CIFOR) atau Pusat Penelitian Kehutanan Internasional adalah lembaga nirlaba bersifat global yang berdedikasi untuk memajukan kesejahteraan umat manusia, pelestarian dan keadilan lingkungan.

Di Indonesia, CIFOR berpusat di Bogor Jawa Barat. Menurut Direktur CIFOR Indonesia Prof Herry Purnomo, CIFOR didirikan pada tahun 1993 yang berpusat di Indonesia.

“Sampai sekarang satu-satunya organisasi internasional yang markasnya di Indonesia adalah CIFOR. Kita bukan NGO. Tapi IGO. International organization. Kita punya markas seluas 10 hektar, diberikan pemerintah Indonesia,”jelas Herry kepada radio Idola Semarang, pagi (04/12) tadi.

Selain pemanfaatan dan pengelolaan hutan, CIFOR juga menyoroti isu yang berdampak luas terhadap perubahan lingkungan dan iklim.”Seperti isu perubahan iklim, pangan, kemudian isu banjir, kebakaran hutan, ilegal logging, isu urban forest, isu gambut,”tambah Herry.

Direktur CIFOR Indonesia sekaligus Ketua Tim Peneliti SMART, Prof Herry Purnomo. (photo/cifor.org)

Dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia 2025, CIFOR yang diwakili Direktur CIFOR Indonesia Prof Herry Purnomo, menerima penghargaan dari Gubernur Sumatra Selatan atas kontribusinya dalam restorasi mangrove di Sungsang melalui program Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART) yang bekerja sama dengan Temasek Foundation.

Program SMART berlangsung sejak November 2021 hingga November 2025 dengan fokus pada restorasi mangrove di wilayah Sungsang. Selama empat tahun, sekitar 60 ribu bibit dari delapan spesies mangrove lokal berhasil ditanam di area pesisir yang sebelumnya terdegradasi. Kegiatan ini melibatkan warga Desa Sungsang IV dan Desa Marga Sungsang.

Selain restorasi, proyek SMART juga mengembangkan lima model bisnis masyarakat. Tiga di antaranya merupakan model baru yang diuji coba: produksi bibit mangrove, budidaya kepiting, dan program adopsi pohon. Dua model lainnya—ekowisata serta usaha mikro kecil (UMK) bagi kelompok pemuda dan perempuan—dilanjutkan dan diperkuat.

Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Direktur CIFOR Indonesia sekaligus Ketua Tim Peneliti SMART, Prof Herry Purnomo. (yes/her)

Simak podcast wawancaranya:

Artikel sebelumnyaRefleksi Bidang Hukum 2025: Apa Saja Catatan Penting dan Agenda Perbaikan Menuju 2026