Ferdinandus Wali Ate, Founder Komunitas Literasi Nusantara (KLN) Kota Bogor Jawa Barat.(Foto: Ferdi)

Bogor, Idola 92.6 FM-Sejak 2019, sosok satu ini konsisten menggaungkan literasi digital sebagai langkah percepatan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui komunitasnya, bahkan ia merekrut banyak orang untuk menjadi satugas petugas (satgas) literasi.

Sosok itu adalah Ferdinandus Wali Ate (36), founder Komunitas Literasi Nusantara (KLN) yang berbasis di Kota Bogor Jawa Barat. Ferdi, panggilan akrabnya, bersama para relawan muda membentuk lebih dari 1.000 Satgas Literasi Digital Nusantara yang tersebar di berbagai daerah. Mereka mengedukasi masyarakat tentang pentingnya transformasi pendidikan berbasis digital.

Menurut Ferdi, banyak tantangan yang dihadapi masyarakat di daerah, terutama tentang literasi. “Komunitas Literasi Nasional berdiri pada 2019, saya berasal dari salah satu kota di Nusa Tenggara Timur. Banyak tantangan, terutama pada literasi dan kemampuan membaca, bagaimana memahami perkembang jaman. Mulai dari situ, kami bertemu dengan teman-teman komunitas,”tutur Ferdi kepada radio Idola Semarang, pagi (11/11) tadi.

Salah satu kegiatan Komunitas Literasi Nusantara (KLN) Kota Bogor. Bina desa dan pembagian buku kepada anak-anak di Kampung Rawa Gede, Desa Tugu Utara, RT 01/RW 06, Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor Jawa Barat.(Foto: Ferdi)

Tidak berhenti di situ, Ferdinan dan KLN juga aktif menggelar pelatihan dan kampanye literasi digital di sekolah serta ruang public, melibatkan aparatur pemerintahan dan komunitas lokal. Bagi Ferdinan, literasi digital bukan sekadar tren teknologi tapi upaya membangun kesadaran kritis dan kemandirian belajar generasi muda Indonesia di tengah arus transformasi digital.

Ferdi mengatakan literasi bukan hanya tugas guru, tapi tugas masyarakat. Ia berharap semua anak di daerah punya akses membaca.

Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Ferdinandus Wali Ate, Founder Komunitas Literasi Nusantara (KLN) Kota Bogor Jawa Barat. (yes/her)

Simak podcast wawancaranya:

Artikel sebelumnyaBI Jateng Bantu Petambak Garam Dongkrak Produksi Lokal