Semarang, Idola 92.6 FM – Polemik masih mewarnai kegiatan study tour yang biasanya diselenggarakan pihak sekolah setiap tahunnya. Terkini persoalan ini mencuatsetelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melarang sekolah di Jawa Barat menggelar kegiatan study tour. Bahkan, ia tak segan-segan untuk mencopot kepala sekolah yang tetap nekat menggelar kegiatan study tour.

Kang Dedi Mulyadi beralasan study tour selama ini lebih mengarah pada kegiatan wisata daripada perjalanan pendidikan. Study tour itu bukan urusan bus atau perjalanan tetapi lebih kepada bisnis di baliknya. Menurut Kang Dedy,  seharusnya study tour merupakan perjalanan pendidikan tetapi faktanya, lebih banyak didominasi oleh travel dan bisnis pariwisata.

Pelarangan study tour ini juga bermula dari insiden kecelakaan Bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok di Ciater, Subang, beberapa waktu lalu yang mengakibatkan 11 korban jiwa terdiri dari sembilan siswa, satu guru dan satu pengendara motor.

Di pihak lain,  Mendikdasmen Abdul Mu’ti, menyebut program study tour tidak menjadi persoalan untuk diselenggarakan sekolah. Namun, dengan catatan: study tour merupakan bagian dari program sekolahagar siswa memiliki pengalaman dengan melakukan kunjungan ke berbagai institusi dan berbagai tempat.

Meski demikian ia juga menegaskan, program ini harus dipastikan benar-benar diperlukan. Catatan penting yang dititipkan Mu’ti, yaitu soal mitra transportasi yang aman dan pengawasan guru selama study tour berlangsung.

Untuk memahami kedua sudut pandang, soal manfaat dan mudharatnya serta apa bagusnya dan apa masalahnya? Radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Satriwan Salim (Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G)) dan Ki Darmaningtyas (Pengamat Pendidikan/ Pengurus Persatuan Keluarga Besar Tamansiswa). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Artikel sebelumnyaDidi Langganan Ikut Mudik Gratis Indofood Karena Mampu Hemat Ongkos Pulang Kampung
Artikel selanjutnyaSmartfren Sebut Trafik Data Naik Hingga 14 Persen Selama Lebaran