
Yogyakarta, Idola 92.6 FM-Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto meminta seluruh kepala daerah untuk tidak mengerahkan anak-anak sekolah dalam penyambutan setiap kunjungan kerjanya. Pernyataan Prabowo itu diutarakan saat meresmikan jembatan, underpass, dan flyover di Bantul, Yogyakarta, pada Rabu (19/11).
Prabowo meminta siswa untuk tetap berada di sekolah. Ia khawatir para siswa justru akan terganggu kegiatan belajar mereka saat menyambut Presiden.
“Terima kasih saya disambut oleh rakyat dan banyak anak-anak sekolah. Saya terkesan, tapi kasihan juga. Mereka berdiri lama di (cuaca) panas. Saya minta Seskab (Sekretaris Kabinet) nanti tolong dibuat surat ke semua bupati/walikota, kalau seandainya saya kunjungan kerja, mohon anak-anak sekolah tidak perlu menyambut saya di pinggir jalan. Biarlah mereka di sekolah masing-masing. Kalau mereka mau lihat mungkin bisa dari televisi. Dan kalau saya mau periksa, saya akan masuk ke ruang kelas saja,” kata Prabowo, dalam siaran pers Badan Komunikasi Pemerintah.
Meski demikian, Prabowo mengaku terharu dan senang bisa melihat antusiasme masyarakat yang menyambut kehadirannya, termasuk para pelajar yang turut menyambut rombongan presiden. Namun, ia menilai hal tersebut tidak perlu dilakukan demi kesehatan dan keselamatan.

“Saya paham dan kalau memang tidak terlalu panas atau tidak terlalu lama, mereka menunggu saya juga tidak terlalu masalah. Saya senang setiap kali lihat wajah rakyat, wajah anak-anak itu, saya juga tambah semangat. Saya tambah muda karena energi dari mereka, tapi saya kasihan mereka menunggu lama di bawah panas terik matahari,” ucapnya.
Selain itu, Prabowo menyebut iring-iringan kendaraan kepresidenan kerap melaju cepat, sehingga dirinya sulit untuk menyapa warga dan pelajar yang sudah menunggunya. Ia juga kembali menegaskan keprihatinannya jika kehadiran mereka justru membuat waktu belajar para siswa berkurang.
Prabowo meresmikan penggunaan Jembatan Kabanaran yang menghubungkan wilayah selatan DIY, yakni Kabupaten Kulonprogo dengan Kabupaten Bantul, sekaligus menjadi infrastruktur strategis di jalur Lintas Pantai Selatan (Pansela) Jawa.
Kehadiran jembatan ini diproyeksikan memperlancar arus transportasi, mengurai kemacetan, dan membuka peluang pertumbuhan ekonomi di kawasan selatan Jawa.
Tak hanya unggul secara struktur, Jembatan Kabanaran juga memadukan unsur budaya melalui elemen gunungan, rumah joglo, dan motif batik pada desain arsitekturnya. Jembatan Kabanaran meraih Rekor MURI sebagai jembatan terpanjang di Yogyakarta yang menggunakan material corrugated steel atau lembaran baja yang dibentuk bergelombang untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuannya. (her/dav)






