Yogyakarta, Idola 92.6 FM-Melihat tumpukan kotoran ternak dan limbah organik yang tak termanfaatkan, sosok anak muda ini tak tinggal diam. Ia tergerak untuk mengatasi persoalan itu. Hingga kemudian, ia menggagas Daur Karbon Project—gerakan pengelolaan limbah dan energi bersih.
Sosok perempuan hebat itu adalah Nadia Mazaya Nur F (20), mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Founder Plannetable Youth. Atas apa yang dilakukan, ia terpilih sebagai Ashoka Young Changemaker 2025.
Nadia mendirikan komunitas peduli limbah, pada usia 16 tahun. Awal digagas untuk mengolah limbah sehari-hari milik warga di sebuah wilayah di Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Limbah ternak dan makanan kemudian diolah Nadia dan tim, menjadi gas untuk memasak, menyalakan lampu, dan mengisi daya alat elektronik melalui Eco-Charging Station.
“Setiap hari menghasilkan puluhan atau ratusan kilo limbah ternak, dan limbah makanan. Kita olah, kita menggunakan maggot BSF, dari kotorannya kita olah, jadi listrik,” ungkap Nadia kepada radio Idola, pagi (27/08) tadi.
Berdasarkan data, selama dua tahun berjalan, Daur Karbon Project mencatat potensi pengurangan emisi karbon hingga 5,7 ton CO per tahun. Bukan angka kecil untuk sebuah gerakan akar rumput yang tumbuh tanpa banyak sorotan.
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Nadia Mazaya Nur F, mahasiswa UGM Yogyakarta dan Founder Plannetable Youth. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: