Ketua Dekranasda Jateng Nawal Arafah Yasin saat berdialog dengan salah satu peserta perajin batik.

Semarang, Idola 92,6 FM-Dekranasda Jawa Tengah terus berupaya, untuk memerkuat industri batik.

Salah satunya, melakukan regenerasi perajin batik lokal melalui berbagai kegiatan pelatihan.

Ketua Dekranasda Jateng Nawal Arafah Yasin mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Disperindag dan Baznas, memfasilitasi Pelatihan Menjahit Ready to Wear bagi ratusan perajin busana. Hal itu dikatakan di sela kegiatan di Balai Industri Produk Tekstil dan Alas Kaki (BIPTAK) Disperindag Jateng, kemarin.

Nawal menjelaskan, Jateng adalah provinsi dengan jumlah produsen batik terbanyak di Indonesia.

Berdasarkan data Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Kementerian Perindustrian pada 2024, terdapat sebanyak 2.299 unit produsen batik di Jateng.

Menurutnya, potensi tersebut harus terus dikembangkan.

“Saat ini, tantangan bagi industri batik ialah regenerasi perajin yang kurang maksimal, sehingga tidak sedikit motif batik yang hilang. Sehingga ini juga perlu nantinya kita dampingi, dari mulai hulu ke hilir,” kata Nawal.

Lebih lanjut Nawal menjelaskan, ada beberapa motif batik khas yang dimiliki Jateng.

Selain Pekalongan dan Solo, batik Rifayiah dari Batang dan batik pegon dari Rumah Inklusif Kebumen juga punya khas tersendiri.

Oleh karena itu, Dekranasda di 35 kabupaten/kota di Jateng didorong untuk melakukan pendampingan kepada perajin lokal.

“Jadi itu harapannya nanti UKM di Jawa Tengah ini semakin naik kelas, pengrajin juga bisa regenerasi, dan batik masih kita jaga sebagai warisan budaya,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaDua Ribu BTS XLSMART di Jateng-DIY Siap Layani Pemudik dan Wisatawan Saat Nataru
Artikel selanjutnyaJelang Nataru, Pemprov dan Pertamina Jamin Pasokan Energi Aman