Semarang, Idola 92.6 FM-Pemerintah akan menggelontorkan 6 paket bantuan atau insentif bagi masyarakat Indonesia pada awal Juni 2025. Rencana ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat dengan sejumlah kementerian yang berada di bawah komandonya akhir pekan lalu.

Gelontoran bantuan tersebut diberikan demi menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia agar bisa tetap bertahan di kisaran 5 persen.

Enam daftar lengkap 6 paket bantuan itu adalah:

  1. Diskon transportasi: Diskon ini berlaku untuk moda angkutan laut, kereta api, sampai pesawat. Pemberian diskon berlaku selama masa libur sekolah, yakni Juni 2025 dan Juli 2025.
  2. Potongan tarif tol; Potongan tarif ini ditargetkan menyasar 110 juta pengendara.
  3. Diskon tarif listrik: Diskon tarif diberikan sebanyak 50 persen dari tarif normal. Diskon diberikan selama Juni 2025-Juli 2025 untuk 79,3 juta rumah tangga dengan daya listrik di bawah 1.300 VA.
  4. Tambahan alokasi bantuan social: Tambahan diberikan dalam bentuk kartu sembako dan bantuan pangan bagi 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
  5. Bantuan subsidi upah (BSU): Bantuan ini seperti yang pernah disalurkan pada masa pandemi covid-19. Ini berlaku untuk pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta.
  6. Perpanjangan program diskon iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK): Bantuan diberikan bagi buruh di sektor padat karya.

Bantuan ini dianggap sebagai langkah krusial untuk mendongkrak konsumsi masyarakat. Mengingat, ekonomi Indonesia di kuartal lalu cuma mampu tumbuh 4,87 persen.

Lalu, bagaimana mengakselerasi impact dari stimulus itu? Apa saja hambatan yang berpotensi muncul dan bagaimana mengatasinya?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Mohammad Faisal (Direktur Eksekutif CORE Indonesia) dan Roy N. Mandey (Chairman Affilitation Global Retail Association (AGRA)).ย (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: