Semarang, Idola 92.6 FM-Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Rabu (08/10), secara resmi meluncurkan Sekolah Garuda secara serentak di 16 titik di seluruh Indonesia. Program ini termasuk dalam Program Hasil Terbaik Cepat–sebuah inisiatif prioritas pemerintahan baru untuk menunjukkan hasil nyata dalam waktu dekat.
Pengenalan Serentak di 16 titik Pengenalan serentak Sekolah Garuda hari ini terdiri atas 12 titik Sekolah Garuda Transformasi dan 4 titik lokasi pembangunan Sekolah Garuda baru.
Sebanyak 12 Sekolah Garuda Transformasi meliputi SMAN 10 Fajar Harapan, Aceh; SMA Unggul Del, Sumatera Utara; MAN Insan Cendekia Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan; SMAN Unggulan MH Thamrin, DKI Jakarta; SMA Cahaya Rancamaya, Jawa Barat. Lalu, SMA Taruna Nusantara, Jawa Tengah; SMA Pradita Dirgantara, Jawa Tengah; SMAN 10 Samarinda, Kalimantan Timur; SMAN Banua BBS, Kalimantan Selatan; MAN Insan Cendekia Gorontalo, Gorontalo; SMAN Siwalima Ambon, Maluku; dan SMA Averos Sorong, Papua Barat Daya.
Sekolah Garuda digagas sebagai model pendidikan unggulan nasional yang bertujuan melahirkan siswa-siswa berkarakter kuat, kompetitif secara global, namun tetap berpijak pada nilai-nilai kebangsaan.
Konsepnya, Sekolah Garuda akan menjadi role model pemerataan pendidikan unggulan di seluruh pelosok Indonesia–tidak hanya di kota besar, tetapi juga di daerah terpencil.
Program Sekolah Garuda hadir melalui dua skema. Pertama, sekolah garuda baru yang dibangun dari 0 (nol) di wilayah dengan akses pendidikan terbatas. Kedua, sekolah garuda transformasi yang memperkuat SMA atau MA dan guru agar para siswanya mampu menembus perguruan tinggi terbaik dunia.
Namun, muncul sejumlah pertanyaan penting atas hadirnya Sekolah Garuda ini. Mulai dari seperti apa konsep pendidikan unggulan yang diusung Sekolah Garuda ini? Apakah orientasinya hanya pada prestasi akademik atau juga penguatan karakter dan kebangsaan? Dan, bagaimana pemerintah memastikan kualitas tenaga pendidik, kurikulum, dan sarana prasarana di sekolah-sekolah ini benar-benar setara?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Prof Cecep Darmawan (Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung & Pengamat Kebijakan Pendidikan) dan Dr. M. Samsuri (Sekretaris Dirjen Sains dan Teknologi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI). (her/yes/dav)
Simak podcast diskusinya: