Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah menggalakkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di kabupaten/kota, dan di tahap pertama ada 10 daerah diselenggarakan program tersebut.
Penyelenggaraan GPM dilakukan, dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan serta menjaga inflasi.
Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan komoditas bahan pokok yang dijual di GPM, diambil dari gabungan kelompok tani (gapoktan) di Jateng. Hal itu dikatakan saat kunjungan ke Temanggung, kemarin.
Luthfi menjelaskan, gerakan tersebut juga berfungsi untuk memutus rantai pasok atau distribusi bahan pokok dari petani ke konsumen.
Dengan demikian, harga jual bahan pokok bisa lebih stabil karena tidak melewati rantai pasok yang panjang.
Menurut Luthfi, program GPM dilakukan di beberapa kabupaten/kota di Jateng yang angka inflasinya tinggi.
Kegiatan tersebut menggandeng BUMD PT Jawa Tengah Argo Berdikari (JTAB) dan Bulog, sebagai upaya stabilisasi harga bahan pokok.
“Ini untuk mengintervensi harga bahan pokok penting. Mulai minyak goreng, beras, gula, dan lainnya, sehingga harganya terjangkau oleh masyarakat,” kata Luthfi.
Direktur Utama JTAB Totok Agus Siswanto menambahkan, dalam sepekan ini pihaknya menyelenggarakan GPM di 10 kabupaten/kota di Jateng.
Meliputi Kabupaten Temanggung, Blora, Jepara, Kudus, Pekalongan, Sukoharjo, Rembang serta Kota Pekalongan, Salatiga dan Semarang.
Totok menjelaskan, bahan pokok yang dijual pada GPM di Temanggung terdiri atas 100 ton beras dan dua ribu liter minyak goreng serta 400 kilogram gula pasir.
Selain itu juga ada 600 kilogram telur, bawang merah dan bawang putih masing-masing 200 kilogram serta cabai dan sayuran lainnya sebanyak 50 kilogram.
“Perbandingan harganya gula pasir di luar sampai Rp17 ribu per kilogram kita jual Rp14 ribu di sini. Beras di GPM dijual Rp11 ribu per kilogram, minyak goreng dijual Rp14 ribu. Operasi pasar ini diharap dapat menekan harga bahan pokok di pasaran,” ucap Totok. (Bud)