Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah menilai, keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal mampu berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan daerah setempat.
Oleh karenanya, pemerintah kabupaten/kota lain di Jateng diminta mereplikasi role model (contoh) dalam pengembangan ekonomi di KEK Kendal tersebut.
Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan KEK Kendal telah menjadi pilot project dan role model, untuk daerah lain. Hal itu dikatakan saat menghadiri acara KEK Kendal and Central Java Future Forum 2025 di Semarang, kemarin.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Kendal pada triwulan II-2025 sebesar 7,67 persen dan menjadi yang tertinggi di Jateng.
Realisasi investasi 2022-2024 mencapai Rp14,2 triliun, dan triwulan I 2025 mencapai Rp2,93 triliun, juga tertinggi di Jateng.
Luthfi menjelaskan, hal itu juga diiringi dengan tingkat pengangguran terbuka di Kendal turun 0,75 persen dari 5,76 persen pada 2023 menjadi 5,01 persen pada 2024.
Angka kemiskinan turun 0,95 persen dari 9,35 persen pada 2023, menjadi 8,40 persen pada tahun 2024 dengan kemiskinan ekstrem menurun menjadi 0,49 persen.
“Capaian ini sejalan dengan pertumbuhan positif di berbagai sektor penunjang, termasuk perdagangan, jasa dan manufaktur. Serapan tenaga kerja akan bertambah, karena kebanyakan industrinya mengarah padat karya, sehingga pengangguran bisa terkikis,” kata Luthfi.
Lebih lanjut Luthfi menjelaskan, Pemprov Jateng berupaya untuk terus menarik investor dari dalam negeri dan luar negeri berinvestasi di provinsi ini.
Hal itu didukung dengan adanya jaminan perizinan yang mudah, keamanan dan kondusivitas wilayah, tenaga kerja yang kompetitif, dan penambahan kawasan industri di berbagai daerah.
“Realisasi investasi di Jawa Tengah sampai kuartal III 2025 sudah mencapai Rp57 triliun. Sebanyak 65 persen investasi didominasi oleh penanaman modal asing (PMA), sisanya merupakan penanaman modal dalam negeri. Ini akan menumbuhkembangkan ekonomi di Jateng,” pungkasnya. (Bud)