Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah berkomitmen mengembangkan perekonomian syariah yang inklusif, dan berkelanjutan.
Jateng memiliki peluang besar untuk menjadi pelopor pengembangan ekonomi syariah, yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
Wagub Taj Yasin mengatakan berbagai kebijakan telah dirumuskan dan dilaksanakan pemprov antara lain pembentukan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Jateng pada 2023, dan penerbitan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 40 Tahun 2023 tentang Pariwisata Ramah Muslim dalam rangka pengembangan ekonomi. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di kantornya, belum lama ini.
Gus Yasin menjelaskan, program-program seperti Jateng Halal Vaganza, zona Kuliner Halal Aman dan Sejahtera (KHAS) hingga literasi dan promosi keuangan syariah menjadi langkah konkret Jateng dalam mewujudkan ekosistem ekonomi syariah yang kokoh dan produktif.
Meski potensi ekonomi syariah di Jateng besar, namun upaya mengembangkannya dihadapkan berbagai tantangan.
Antara lain belum banyak produk bersertifikasi halal di kalangan UMKM, keterbatasan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dan Rumah Pemotongan Unggas (RPU) halal serta kesiapan daerah yang masih terbatas.
“Pergub Nomor 40 Tahun 2023 belum diimplementasikan optimal di kabupaten dan kota. Selain itu, perlunya penguatan pemahaman dan pendampingan teknis. Diperlukan penguatan koordinasi dan sinergi antar lembaga dan para pemangku kepentingan, untuk mewujudkan ekosistem ekonomi syariah di Jawa Tengah,” kata Gus Yasin.
Menurut Gus Yasin, kembalinya status Bandara Ahmad Yani menjadi bandara internasional merupakan momentum penting bagi kebangkitan ekonomi dan pariwisata Jateng termasuk wisata ramah muslim.
Sejumlah wisata ramah muslim sudah tumbuh di Jateng antara lain di Kawasan Tawangmangu, lereng Lawu, Kabupaten Karanganyar.
“Tidak menutup kemungkinan, ke depan pemprov menjalin MoU bersama kampus untuk mewujudkan KKN tematik, yang terkait dengan wisata ramah muslim,” pungkasnya. (Bud)