Ahmad Luthfi, Gubernur Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah menyebut, potensi pengelolaan sampah berbasis desa cukup besar untuk dikembangkan.

Salah satunya tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang.

Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan pengelolaan sampah yang diinisiasi Pemerintah Desa Penggarit, dapat dijadikan role model atau rujukan bagi desa-desa lain di Jateng. Pernyataan itu disampaikan saat kunjungan ke Pemalang, kemarin.

“Kita coba dorong pengolahan sampah berbasis desa. Di Desa Penggarit ini sudah menerapkan penanganan sampah basis desa itu. Artinya, satu desa ini sudah dikelola sendiri sampahnya,” kata Luthfi.

Menurut Luthfi, jika 8.563 desa di Jateng memiliki satu tempat pengolahan sampah terpadu maka penanganan sampah akan selesai di tingkat desa.

“Pengelolaan ini akan kita jadikan role model, nanti akan kita diskusikan dengan dinas. Kalau desa saja sudah melaksanakan ini, selesai itu (masalah sampah),” jelasnya.

Luthfi menjelaskan, hasil pengolahan TPST Desa Penggarit memiliki banyak fungsi.

Misalnya sampah diolah menjadi pupuk organik, pengurai amoniak dan lainnya.

Hal itu dinilai efektif, karena biaya untuk membuat TPST tersebut tidak terlalu tinggi.

Kepala Desa Penggarit Imam Wibowo menambahkan, TPST didirikan menggunakan APBDes.

Total anggaran yang dikeluarkan untuk mesin dan shelter mencapai sekira Rp400 juta, dan dalam sehari dapat mengolah sampah sebanyak tiga unit dump truck.

“Sampah yang masuk ke sini sudah tidak punya nilai ekonomi, lalu diproses. Kemudian ada yang khusus dari sampah organik seperti sisa pakan ternak dan sisa kotoran kandang ayam, diolah di sini nanti jadi bio karbon,” ucap Imam. (Bud)