Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah terus menerapkan berbagai strategi, untuk mengelola sampah.
Sampai saat ini, timbunan sampah yang sudah dikelola dengan baik di Jateng baru 41,11 persen.
Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan timbunan sampah di Jateng sesuai data 2024 kemarin, sebanyak 6,33 juta ton. Hal itu dikatakan saat ditemui di kantornya, kemarin.
Menurutnya, dari jumlah itu baru 41,11 persen atau 2,60 juta ton sampah sudah terkelola dengan baik.
Sementara 58,8 persen sisanya, belum terkelola dengan baik.
Luthfi menjelaskan, sampah yang belum terkelola tersebut terbagi atas sampah ditimbun di TPA dengan sistem open dumping (pembuangan terbuka) sebanyak 21,80 persen atau 1,38 juta ton.
Kemudian sampah dibuang ke lingkungan seperti melalui pembakaran (open burning), pembuangan ilegal (illegal sumping) dan dibuang ke badan air sebesar 37,09 persen atau 2,36 juta ton.
“Sampah yang sudah terkelola dengan baik di antaranya melalui pengurangan sampah seperti pembatasan, guna ulang dan daur ulang sebanyak 20,04 persen atau 1,27 juta ton. Kemudian dikelola melalui penanganan sampah seperti pengolahan menjadi bahan baku atau sumber energi, serta dibawa ke TPA dengan sistem Control/Sanitary Landfill sebesar 21,07 persen atau 1,33 juta ton,” kata Luthfi.
Lebih lanjut Luthfi menjelaskan, lemahnya pengelolaan sampah di kabupaten/kota disebabkan beberapa faktor di antaranya anggaran penanganan sampah yang kecil.
Anggaran pengelolaan sampah tingkat kabupaten/kota, hanya 0,38 persen dari total APBD.
“Guna mendukung program 2029 zero sampah yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo, Jawa Tengah sudah menyiapkan berbagai langkah pengelolaan sampah. Kemudian ada Desa Mandiri Sampah di Jawa Tengah sebanyak 88 desa/kelurahan yang bisa menjadi percontohan,” pungkasnya. (Bud)