Semarang, Idola 92,6 FM-Pembangunan Hybrid Sea Wall (tanggul laut) di Kabupaten Demak, ditargetkan akan dimulai pada Oktober 2025 mendatang.
Adapun penganggarannya dengan estimasi awal Rp1,7 triliun, berasal dari pemerintah pusat untuk pembangunan Hybrid Sea Wall.
Tim Pengendalian Banjir dan Rob Jateng Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Undip Denny Nugroho Sugianto mengatakan konsep Hybrid Sea Wall yang akan digarap, merupakan langkah konkret kerja antara Pemprov Jawa Tengah dengan perguruan tinggi. Hal itu dikatakan dalam rapat penanganan banjir rob Sayung di ruang kerja Wagub Taj Yasin, kemarin .
Menurut Denny, Undip telah melakukan riset pada konsep tersebut sejak 2012 lalu di Timbulsloko, Kecamatan Sayung.
Hybrid Sea Wall memadukan penggunaan beton ringan berupa kelontong, untuk menahan gelombang laut di sisi utara dan menahan sedimentasi di sisi selatan.
Denny menjelaskan, dari sedimentasi tersebut, tanaman bakau atau mangrove akan ditanam dan ditumbuhkembangkan akan menjadi perisai alami yang akan menahan rob.
“Solusi berbasis alam ini jadi salah satu konsep yang diterapkan dan diimplementasikan di Jawa Tengah, khususnya di Kecamatan Sayung, Demak. Mudah-mudahan juga bisa diadopsi di seluruh wilayah Indonesia yang lain, karena karakteristik tanahnya hampir sama,” kata Denny.
Lebih lanjut Denny menjelaskan, penanganan banjir dan rob berbasis alam tersebut cocok dengan karakter tanah di pantura Jawa yang secara geologi merupakan tanah muda atau lunak.
Sementara, Wagub Taj Yasin menyatakan pekerjaan Hybrid Sea Wall direncanakan menjadi proyek multiyears dengan harapan pekerjaan lebih teliti dan matang serta berdampak maksimal.
“Saya berharap pada tahun depan, pekerjaan Hybrid Sea Wall bisa selesai. Harapannya, pembangunan ini ada dukungan dari masyarakat demi menyelamatkan Demak dari banjir,” ucap Gus Yasin. (Bud)