
Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah mengajak industri jasa keuangan, gencar melakukan sosialisasi soal perbankan hingga ke tingkat desa.
Termasuk, menggandeng tiga pilar yang ada di desa.
Yakni kepala desa, babinsa dan bhabinkamtibmas.
Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan pemprov siap berkolaborasi dengan OJK dan juga industri jasa keuangan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Hal itu dikatakan usai membuka rapat Evaluasi dan Kinerja Industri Jasa Keuangan Semester I 2025 di Hotel Gumaya Semarang, Selasa (16/9).
Luthfi menjelaskan, penggerak utama perekonomian Jateng harus dimulai dari desa.
Dengan demikian, sektor jasa keuangan diharapkan bisa memberikan akses lebih luas kepada masyarakat desa, termasuk dukungan pembiayaan bagi pelaku usaha UMKM.
“Di Jawa Tengah ada hampir 4,2 juta UMKM. Jika mereka tumbuh, maka ekonomi desa akan berkembang dan memberi dampak positif ke kota,” kata Luthfi.
Menurut Luthfi, OJK bisa menggandeng babinsa dan bhabinkamtibmas serta perangkat desa dalam upaya sosialisasi layanan keuangan hingga tingkat akar rumput.
Dengan pola ini, diharapkan seluruh desa dan kelurahan di Jateng dapat tercover.
“Tiga pilar pembangunan desa, babinsa dan bhabinkamtibmas serta lurah/kepala desa akan menjadi penggerak ekonomi bersama OJK,” jelasnya.
Sementara Anggota Komisioner OJK Sophia Wattimena menambahkan, OJK siap bersinergi dengan pemerintah daerah agar industri jasa keuangan dapat mendukung program-program prioritas pemerintah.
Harapannya, pertumbuhan ekonomi Jateng tidak hanya stabil, tetapi juga berkelanjutan.
“OJK akan mendukung penuh visi misi pemerintah provinsi. Visi misi Jawa Tengah adalah juga visi misi OJK. Kami bersama sektor jasa keuangan, siap mendorong pembangunan ekonomi berbasis desa,” ujar Sophia. (Bud)