Semarang, Idola 92,6 FM-Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah menyebut, ada potensi Rp18 miliar hilang akibat bencana banjir yang merendam lahan persawahan di Kabupaten Demak beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng Defransisco Dasilva Tavares mengatakan Kabupaten Demak, merupakan salah satu sentra produksi padi utama di provinsi ini dengan kontribusi terhadap produksi provinsi sebesar 8,89 persen. Hal itu dikatakan di sela kegiatan Wiwitan Nandur Pari di Demak, kemarin.
Menurut Tavares,.di wilayah Kecamatan Karangtengah merupakan salah satu sentra penghasil produksi padi di Demak dengan capaian luas tanam seluas 4.951 hektare.
Namun, banjir yang terjadi di wilayah tersebut beberapa bulan lalu menyebabkan kerusakan dan genangan lahan sawah seluas 512 hektare.
Banjir tersebut, menimbulkan kerugian mencapai Rp18 miliar per musim tanam.
Tavares menjelaskan, bila produktivitas panen gabah kering 5,6 ton per hektar dan dikalikan 512 hektare maka potensi kehilangan produksi padi sebanyak 2.867,2 ton dalam satu musim tanam.
“Setara dengan Rp18.636.800.000, dengan asumsi harga gabah Rp6.500 per kilogram. Ini satu kali tanam sudah kehilangan sebesar itu,” kata Tavares.
Lebih lanjut Tavares menjelaskan, dengan adanya pemulihan lahan pertanian di daerah teresebut bisa kembali menggenjot produktivitas padi di wilayah tersebut.
Bahkan, diharapkan bisa hingga tiga kali masa tanam padi.
“Harapan kita semua, bisa mengembalikan pendapatan masyarakat dan membuat para petani di Karangtengah lebih sejahtera,” jelasnya.
Diketahui, pemulihan lahan pertanian merupakan kerja kolaborasi melibatkan lintas pihak.
Beberapa di antaranya adalah Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun), Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (PUBMCK) dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana. (Bud)