Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pandangan tegas mengenai sifat kepemimpinan yang dibutuhkan untuk menghadapi musuh bangsa, termasuk koruptor, penipu, dan penghianat. Dalam pidatonya di hadapan kader PSI, Minggu (20/7), Prabowo menegaskan bahwa seorang pemimpin tidak hanya harus sabar dan kokoh, tapi juga perlu “meletus” di waktu yang tepat. (Foto: Biro Sekretariat Presiden)

Solo, Idola 92.6 FM-Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pandangan tegas mengenai sifat kepemimpinan yang dibutuhkan untuk menghadapi musuh bangsa, termasuk koruptor, penipu, dan penghianat.

Dalam pidatonya di hadapan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Minggu (20/7), Prabowo menegaskan bahwa seorang pemimpin tidak hanya harus sabar dan kokoh, tapi juga perlu “meletus” di waktu yang tepat.

“Pindo Arga, bagaikan gunung. Kokoh. Berpendirian. Tidak goyah. Kokoh. Sekali-kali meletus. Perlu. Pemimpin perlu meletus sekali-kali. Iya dong. Menghadapi koruptor, maling, ya kita boleh meletus. Kokoh. Diam. Kokoh. Sekali-sekali boleh untuk membersihkan dari kotoran-kotoran dan bahaya-bahaya terhadap bangsa dan negara,” kata Presiden.

Pernyataan ini merupakan bagian dari paparan delapan sifat pemimpin yang disebut Prabowo sebagai warisan ajaran nenek moyang bangsa Indonesia. Salah satunya adalah Pindo Arga, yakni pemimpin yang bersifat seperti gunung: kuat, teguh, dan tidak mudah digoyahkan, namun tidak ragu untuk mengambil tindakan keras saat diperlukan.

Dalam lanjutan penjelasannya, Prabowo menambahkan bahwa pemimpin juga harus memiliki sifat seperti api, yang tidak hanya membakar semangat rakyat, tetapi juga membakar segala bentuk kejahatan dan ketidakadilan.

“Pindo Dahana, bagaikan api. Membakar semangat. Juga membakar kejahatan. Membakar ketidakadilan. Membakar korupsi. Penipuan. Membakar penghianatan. Membakar semua yang tidak baik,” ujarnya.

Prabowo menyampaikan bahwa bangsa Indonesia tidak boleh lunak terhadap praktik-praktik yang mencederai keadilan dan mengkhianati kepentingan rakyat. Pemimpin, menurutnya, harus menjadi sumber energi moral dan kekuatan aksi dalam melawan segala bentuk penggerogotan terhadap negara.

Ajaran tersebut, kata Prabowo, adalah filosofi lama Nusantara yang relevan dan harus dihidupkan kembali dalam menghadapi tantangan zaman modern. “Ini ajaran nenek moyang kita ribuan tahun,” tegas Prabowo. (dav/her/tim)