Jakarta, Idola 92.6 FM-Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan pentingnya kepemimpinan yang profesional dan berintegritas di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dalam amanatnya pada peringatan HUT ke-80 TNI, Prabowo menekankan bahwa TNI adalah benteng utama pertahanan negara dan harus selalu dipimpin oleh figur-figur terbaik yang mampu menjadi teladan bagi prajurit di semua tingkatan.

“Kepemimpinan di TNI harus kepemimpinan keteladanan, harus kepemimpinan Ing Ngarso Sung Tulodo, harus memberi contoh di depan. Tidak ada tempat untuk pemimpin-pemimpin yang tidak kompeten, yang tidak profesional, yang tidak mengerti tugasnya,” tegas Prabowo di hadapan jajaran TNI pada peringatan HUT ke-80 TNI di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (5/10).

Prabowo menggarisbawahi bahwa kualitas kepemimpinan di semua level, mulai dari panglima hingga komandan di lapangan, akan menentukan daya tangguh dan kesiapan TNI dalam menjaga kedaulatan negara. Ia menegaskan bahwa para prajurit berhak mendapatkan pemimpin yang terbaik, dan bukan hanya dari segi pangkat atau senioritas, melainkan juga dari prestasi dan pengabdian.

“Panglima TNI dan kepala staf terus menerus saya perintahkan menilai pemimpin-pemimpin yang ada di TNI. Prajurit kita berhak dan menuntut kepemimpinan yang terbaik,” ujar Presiden, dalam siaran pers Badan Komunikasi Pemerintah.

“Saya memberi izin kepada Panglima TNI dan kepala staf dalam rangka seleksi kepemimpinan tidak perlu selalu memperhitungkan senioritas. Yang penting prestasi, pengabdian, dan cinta Tanah Air.”

Prabowo juga menyoroti situasi global yang penuh ketidakpastian. Ia menyebut TNI sebagai benteng NKRI dan tulang punggung pertahanan nasional yang menjadi penjamin kedaulatan Indonesia.

“Di tengah ketidakpastian lingkungan global saat ini, TNI merupakan benteng-benteng NKRI. TNI adalah tulang punggung pertahanan Indonesia yang menjadi penjamin kedaulatan kita,” kata Prabowo.

Menurutnya, pengabdian TNI tidak hanya ditunjukkan di medan pertempuran, tetapi juga dalam berbagai situasi kritis yang dihadapi bangsa. “TNI selalu tampil di saat kritis, tidak pernah ragu untuk mengutamakan kepentingan bangsa dan rakyat di atas segala kepentingan yang lain,” imbuhnya.

Prabowo pun menekankan bahwa profesionalisme TNI tidak dapat dipisahkan dari upaya modernisasi organisasi dan penguasaan teknologi. Ia menugaskan pimpinan TNI untuk terus mengkaji perkembangan teknologi dan sains, serta berani melakukan reformasi terhadap struktur organisasi yang sudah tidak relevan atau usang.

“Saya perintahkan kepada Panglima TNI dan kepala staf untuk kaji terus perkembangan teknologi dan sains, kaji terus organisasi. Bila perlu, organisasi yang usang diganti dengan organisasi yang tepat untuk kepentingan bangsa Indonesia,” tegasnya.

Prabowo juga mengingatkan pentingnya kesiapan TNI menghadapi perubahan zaman, terutama di bidang teknologi pertahanan, siber, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence). “Ikuti perkembangan teknologi siber, teknologi kecerdasan, sekarang ini artificial intelligence — ikuti, jangan ketinggalan,” ujarnya.

Menutup pidatonya, Prabowo menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada seluruh prajurit serta keluarga besar TNI — khususnya para istri dan anak prajurit yang dengan setia mendukung tugas suami di medan berat.

“Saya juga ucapkan terima kasih kepada istri-istri para prajurit, kepada anak-anak para prajurit yang dengan tabah, dengan setia mendukung suami-suaminya selama bertugas di tempat-tempat berbahaya. Saya selalu berdoa Yang Maha Kuasa akan selalu beserta para prajurit dan keluarga besar TNI,” ujarnya.

“Sekali lagi, Dirgahayu ke-80 TNI. Selamat bertugas, selamat menjalankan amanah mulia untuk rakyat, bangsa, dan negara,” tandasnya. (her/dav)