Tersambungnya kembali Jembatan Teupin Mane, penghubung antara Kabupaten Bireuen dan Bener Meriah, Provinsi Aceh, menjadi berkah besar bagi masyarakat. Urat nadi kehidupan sekaligus perekonomian warga yang sempat terputus kini kembali berdenyut. (Foto Dok. Badan Komunikasi Pemerintah)

Aceh, Idola 92.6 FM-Tersambungnya kembali Jembatan Teupin Mane, penghubung antara Kabupaten Bireuen dan Bener Meriah, Provinsi Aceh, menjadi berkah besar bagi masyarakat. Urat nadi kehidupan sekaligus perekonomian warga yang sempat terputus kini kembali berdenyut.

Jembatan yang sebelumnya putus akibat diterjang banjir bandang pada akhir November lalu itu kini sudah dapat dilalui kendaraan sejak Ahad pekan lalu. Ribuan warga mulai berbondong-bondong melintasinya. Ada yang berjalan kaki, menggunakan sepeda motor, hingga mengendarai mobil.

Tak hanya warga Aceh yang hendak menuju Bener Meriah, Aceh Tengah, atau Pegunungan Gayo, sejumlah relawan pembawa logistik bantuan juga memanfaatkan jembatan ini. Kendaraan niaga pun kembali melintas untuk mengangkut barang dagangan seperti sembako dan elpiji.

Jembatan Bailey Teupin Mane yang dibangun melalui kerja keras TNI bersama Pemerintah Provinsi Aceh ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal itu diakui Edi Effendy, warga Simpang Empat Aceh yang tinggal di Bener Meriah. Selama dua hari terakhir, ia rutin melintasi jembatan tersebut untuk membeli bensin dari salah satu SPBU di kawasan Bireuen.

“Alhamdulillah, kami sudah sangat terbantu,” kata Edi saat ditemui di atas sepeda motornya. Di motornya tampak keranjang berisi durian serta tiga jeriken kosong. Edi mengaku berjualan bensin eceran di Bener Meriah. “Pertamax kami jual Rp20 ribu per liter di sana,” sambungnya, seperti dikutip dalam siaran pers Badan Komunikasi Pemerintah.

Durian yang dibawanya juga akan dijual di Bireuen. Ia mengaku mendapat pesanan durian Bener Meriah dari seorang warga Kampung Arab, Bireuen.

Ucapan syukur dan rasa bahagia juga disampaikan M. Ali, pedagang yang biasa berjualan di sekitar Jembatan Teupin Mane. Ia mengaku telah menggantungkan hidupnya di kawasan tersebut selama bertahun-tahun. “Saya berjualan di sini sudah kurang lebih 14 tahun,” ujarnya.

Ali bersyukur karena selain bisa kembali mencari nafkah, jalan tersebut kini kembali menjadi pusat lalu lalang warga dari Bireuen menuju Bener Meriah, Takengon, hingga Pegunungan Gayo. Ia juga menilai proses pembangunan jembatan berlangsung cepat.

“Alhamdulillah pembangunannya cepat. Nyambungnya juga cepat. Pengerjaannya kurang lebih satu minggu,” katanya.

Setelah sepekan dapat dilalui kendaraan, Ali menyebut arus lalu lintas mulai kembali normal. Kawasan tersebut pun berangsur ramai seperti sebelum Jembatan Teupin Mane terputus akibat banjir.

“Alhamdulillah sekarang sudah mulai bagus, sudah normal. Mobil-mobil pengangkut barang juga sudah kembali normal,” tutupnya. (her/dav)