Jakarta, Idola 92.6 FM-Kebijakan fundamental ekonomi yang fokus pada daya beli dan stabilitas domestik di bawah Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto membuahkan hasil signifikan. Laporan terbaru dari Office of Chief Economist Bank Mandiri pada Selasa (18/11), mengindikasikan bahwa momentum konsumsi rumah tangga Indonesia menunjukkan penguatan berkelanjutan, memberikan sinyal optimisme yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi Kuartal IV 2025.
Bank Mandiri mencatat bahwa pertumbuhan belanja masyarakat tetap solid di tengah persiapan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), menandakan daya beli yang terjaga dan sentimen ekonomi yang kondusif di seluruh lapisan masyarakat.
Menurut Laporan Bank Mandiri, Mandiri Spending Index (MSI) pada 9 November 2025 tumbuh 1,7% secara mingguan menjadi 308,1. Lonjakan ini menandai 10 pekan berturut-turut pertumbuhan belanja sejak awal September, menjadikannya salah satu periode penguatan konsumsi terpanjang dalam dua tahun terakhir.
“Tren belanja yang terus menguat menunjukkan daya beli masyarakat tetap solid menjelang libur akhir tahun,” tulis tim ekonom Bank Mandiri dalam laporannya.
Download laporan terbaru dari Office of Chief Economist Bank Mandiri
Penguatan ini didorong oleh meningkatnya aktivitas masyarakat dalam mempersiapkan liburan, terlihat dari lonjakan belanja kelompok mobilitas sebesar 2,3% secara mingguan. Kontributor terbesar datang dari pembelian tiket kereta yang melonjak 3,5%, mengindikasikan aktivitas perjalanan domestik yang tinggi.
Selain penguatan konsumsi, stabilitas ekonomi yang dihasilkan pemerintahan saat ini turut memperbaiki ruang finansial masyarakat. Laporan Bank Mandiri menyoroti salah satu indikator paling menarik, yaitu perbaikan kapasitas tabungan di kelompok masyarakat bawah.
Indeks tabungan kelompok ini naik menjadi 74,7—sebuah kenaikan pertama yang tercatat sejak delapan bulan terakhir.
Meskipun kelompok menengah-atas menunjukkan pola penurunan tabungan yang terbatas, peningkatan di segmen rentan ini adalah sinyal pulihnya ruang finansial setelah periode tekanan harga dan menunjukkan stabilitas konsumsi yang didukung oleh seluruh lapisan masyarakat.
Di tengah ketidakpastian global mengenai arah kebijakan suku bunga dunia, indikator domestik tetap memberikan kabar baik. IHSG pada 17 November ditutup menguat 0,55%, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia turun menjadi US$424,4 miliar pada kuartal III 2025, dan rupiah terjaga stabil di sekitar Rp16.700 per USD.
“Konsistensi pemulihan belanja menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi memasuki tahun depan,” tegas Pimpinan Office of Chief Economist Mandiri.
Dengan kontribusi konsumsi rumah tangga yang mencapai lebih dari separuh Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, tren pemulihan belanja ini memperkuat ekspektasi bahwa ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh sejalan dengan target pemerintah. Momentum Nataru diperkirakan akan mendorong kegiatan ekonomi secara merata pada sektor transportasi, retail, makanan-minuman, dan hiburan, menjaga Indonesia pada jalur pertumbuhan yang stabil menuju tahun 2026. (her/dav)











