Gubernur Ahmad Luthfi ketika berdialog dengan ratusan siswa yang mengikuti sekolah rakyat.

Semarang, Idola 92,6 FM-Sembilan Sekolah Rakyat yang ada di Jawa Tengah, mulai operasional pada 14 Juli 2025 kemarin.

Sembilan sekolah rakyat tersebut terbagi di enam sekolah menengah atas (SMA) dan tiga sekolah menengah pertama (SMP).

Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan keberadaan sekolah rakyat itu, merupakan bukti hadirnya negara untuk menyejahterakan masyarakat. Hal itu dikatakan saat kunjungan ke Surakarta, kemarin.

Luthfi menjelaskan, angkatan pertama sekolah rakyat mampu menampung setidaknya 850-an anak dari keluarga yang masuk kategori miskin dan miskin ekstrem.

Keluarga miskin tersebut, sesuai data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

Menurut Luthfi, adanya sekolah rakyat tersebut sebagai upaya untuk mengikis kemiskinan ekstrem dari sisi pendidikan.

“Sekolah rakyat ini mengadopsi sistem boarding school atau sekolah berasrama. Siswa yang masuk sekolah rakyat akan tinggal di asrama sampai lulus. Meski demikian, orangtua atau wali siswa tetap dapat bertemu anak-anak tercintanya setiap hari Sabtu dan Minggu,” kata Luthfi.

Lebih lanjut Luthfi menjelaskan, pada tahun ajaran baru ini Pemprov Jateng membuat program Sekolah Kemitraan.

Melalui program tersebut, Pemprov Jateng mengalokasikan pendidikan gratis untuk 5.004 siswa di sekolah SMA/SMK swasta yang menjadi mitra. (Bud)