Fitri dan Tazki, dua gadis kembar bercengkrama bersama kedua orang tuanya.

Semarang, Idola 92,6 FM-Rumah sederhana di Desa Truko di Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal mulai terdengar suara orang sedang belajar.

Dari dalam rumah sederhana itu, tinggal dua orang gadis kembar yang sedang semangat belajar untuk jenjang yang lebih tinggi.

Sebelumnya, dua gadis kembar putri Rohmat dan Hidayah sejak lulus SD melanjutkan pendidikan di MTs sekaligus memertebal ilmu agama di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Kangkung.

Fitri, salah satu nama dari dua gadis kembar itu mengaku telah lulus MTs dan ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi. Hal itu dikatakan saat ditemui di rumahnya, belum lama ini.

Namun, keinginan untuk terus bersekolah terkendala kondisi ekonomi keluarga.

Menurut Fitri, ayahnya hanya seorang buruh tani yang penghasilannya tak menentu mengikuti musim.

Sedangkan sang ibu, setiap pagi mengayuh sepeda onthel dan menjajakan sayuran serta jajan tradisional dari kampung ke kampung.

“Kami saat ini mondok (pondok pesantren) dan sudah lulus MTs. Kami terus ingin melanjutkan sekolah yang lebih lagi. Kami menyadari, hidup kami sederhana. Bapak buruh tani dan ibu jualan keliling,” kata Fitri.

Harapan itu datang, doa dua gadis kembar itu terjawab lewat program Sekolah Kemitraan yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.

Lewat program tersebut, si kembar akhirnya bisa melanjutkan pendidikan di SMA NU Maโ€™arif Kangkung tanpa dipungut biaya sepeser pun hingga tiga tahun ke depan.

Menurut Tazki, kembaran Fitri, program dari Gubernur Luthfi membantu bagi siswa kurang mampu untuk terus bersemangat dalam mewujudkan cita-citanya.

Selain itu, dapat meringankan beban orang tua.

“Alhamdulillah kebetulan pas lulus MTs ini ada program sekolah kemitraan, dan kami salah satunya yang menerima beasiswa itu. Kami senang dengan adanya program sekolah kemitraan. Kami akan terus semangat belajar. Kalau saya bercita-cita ingin jadi pengusaha, dan Fitri ingin jadi guru,” ujar Tazki.

Rasa bahagia juga diungkapkan Rohmat, ayah dua gadis kembar.

Rohmat menyebut, program sekolah kemitraan dari pemprov membantu warga miskin.

Dengan adanya sekolah kemitraan, membuatnya tidak lagi memikirkan biaya pendidikan kedua anaknya.

“Dangat senang karena kami terbantu. Saya ini kan hanya buruh tani dengan kondisi kesehatan yang sudah kurang baik. Saya sudah disarankan dokter untuk jangan terlalu berat bekerja,” ucap Rohmat. (Bud)